Sumur Warga Desa Plosolor Diduga Tercemar Limbah, DLH Kabupaten Kediri Siap Lakukan Investigasi


KABUPATEN KEDIRI, tjahayatimoer.net – Dugaan pencemaran belasan sumur milik warga di Desa Plosolor, Kecamatan Plosoklaten, mendapat perhatian serius dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Kediri.

Pihak DLH menyatakan akan segera turun ke lokasi untuk melakukan peninjauan langsung usai libur panjang Hari Raya Idul Fitri. Kegiatan tersebut dijadwalkan pada Selasa (8/4), bertepatan dengan hari pertama masuk kerja setelah cuti bersama.

Kepala DLH Kabupaten Kediri, Putut Agung Subekti, mengungkapkan bahwa meski belum menerima laporan resmi dari warga, pihaknya tetap berinisiatif menindaklanjuti kabar adanya pencemaran tersebut.

"Antara hari Selasa atau Rabu depan kami akan turun ke lapangan. Walaupun belum ada laporan resmi yang masuk, kami tetap akan melakukan pengecekan," ujarnya saat dikonfirmasi.

Tim dari DLH nantinya akan membawa peralatan untuk menguji kualitas air sumur yang terdampak. Selain itu, mereka juga akan menggandeng Dinas Kesehatan serta beberapa instansi teknis lain guna mendukung proses pemeriksaan secara menyeluruh.

Menurut Putut, langkah ini bertujuan untuk memastikan sumber pencemaran secara ilmiah dan akurat. “Kami harus memastikan dulu, apakah benar disebabkan oleh limbah atau faktor lainnya. Setelah itu baru bisa kami ambil langkah lanjut,” tegasnya.

Berdasarkan informasi dari warga, sedikitnya ada 15 kepala keluarga yang mengeluhkan perubahan drastis pada air sumur sejak awal Januari. Air yang semula jernih kini mengeluarkan aroma menyengat menyerupai bau comberan dan berwarna kekuningan hingga kehitaman. Bahkan, sebagian warga mendapati adanya endapan kotor di permukaan air.

Meski telah melakukan pengurasan sumur berulang kali, kondisi air tetap tak membaik. Akibatnya, warga enggan menggunakan air tersebut untuk kebutuhan sehari-hari dan beralih membeli air galon sebagai sumber air bersih. Dalam sehari, setiap keluarga rata-rata membutuhkan dua galon air untuk memasak dan minum.

Warga menduga, pencemaran berasal dari blotong atau limbah padat hasil proses pengolahan tebu di pabrik gula. Limbah ini diketahui disebar di lahan milik PTPN I Regional IV Kebun Dhoho, yang berlokasi tak jauh dari permukiman—hanya sekitar 12 meter.

Mereka meyakini blotong yang digunakan sebagai pupuk itu terserap ke dalam tanah dan meresap hingga ke sumur-sumur warga saat hujan deras mengguyur kawasan tersebut sejak awal tahun.

Sayangnya, hingga berita ini ditulis, pihak PTPN I Regional IV Kebun Dhoho belum memberikan keterangan resmi. Upaya konfirmasi kepada Humas PTPN, Bambang, juga belum mendapatkan respons.

Dampak lain dari pencemaran ini adalah kerusakan sejumlah pompa air milik warga. Salah satunya dialami oleh Bintoro Edi (38), yang mengaku pompa airnya rusak akibat tersumbat endapan kuning dari air sumur.

“Pompa hanya berdengung, tapi air tidak keluar. Setelah dicek, ternyata bagian dalamnya sudah berkarat karena endapan itu,” ungkap Bintoro.

Kondisi serupa juga dirasakan oleh dua warga lainnya yang sumurnya ikut terdampak pencemaran. Pompa mereka mengalami kerusakan serupa dan harus diperbaiki.

Kepala Desa Plosolor, Pujiyono, membenarkan keluhan tersebut. Ia berharap agar permasalahan pencemaran ini segera mendapatkan solusi dari pihak-pihak terkait.

“Kami berharap ada penanganan cepat, agar warga bisa kembali menggunakan air sumur seperti sedia kala,” pungkasnya.(RED.AL)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MERESAHKAN !!! PT. LARASHATIKU ENVIRONMENTAL Disinyalir Lancarkan Dumping Sembarang Tempat.

Ada 6 Titik Indomaret Tanpa Izin, Gertak Persoalkan Toko Modern Siluman di 6 Titik.

Polda Jatim Dikritik karena Lambatnya Penanganan Kasus Rekayasa Pemilihan Kepala Desa