Tragedi Penikaman Imam Masjid di Parigi Moutong Saat Menjemput Zakat Fitrah
Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, tjahayatimoer.net – Sebuah insiden tragis menimpa seorang imam masjid berinisial N (53) di Desa Sidoan, Kecamatan Tinombo, Kabupaten Parigi Moutong. Beliau tewas ditikam oleh seorang pria berinisial IS (34) saat menjemput zakat fitrah dari rumah warga pada Kamis, 20 Maret 2025, sekitar pukul 21.30 WITA.
Setelah memimpin salat tarawih di masjid, korban mendatangi salah satu rumah warga untuk menjemput zakat fitrah. Saat tiba di lokasi dan hendak membaca doa penerimaan zakat, korban tiba-tiba ditikam dari belakang oleh pelaku, yang merupakan salah satu penghuni rumah tersebut. Korban sempat dilarikan ke rumah sakit, namun nyawanya tidak tertolong.
Kapolsek Tinombo, Iptu I Kadek Putra Trisnawa, mengonfirmasi bahwa pelaku telah diamankan tak lama setelah kejadian. Beliau juga mengungkapkan bahwa pelaku diduga mengalami gangguan mental, namun pihak kepolisian masih akan menyelidiki lebih lanjut, termasuk kondisi kejiwaan pelaku.
Zakat fitrah merupakan zakat yang wajib dikeluarkan oleh setiap Muslim pada bulan Ramadan sebagai penyempurna ibadah puasa. Tujuannya adalah untuk mensucikan jiwa dan membantu kaum fakir miskin agar mereka juga dapat merayakan Idul Fitri dengan sukacita. Besarnya zakat fitrah setara dengan satu sha' (sekitar 2,5 kg) bahan makanan pokok yang biasa dikonsumsi di daerah tersebut.
Kejadian tragis yang menimpa imam masjid di Parigi Moutong bukanlah yang pertama kali terjadi di Indonesia. Pada September 2020, seorang imam masjid di Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan, tewas dibacok oleh bendahara masjid saat salat magrib. Insiden tersebut dipicu oleh perselisihan terkait kunci kotak amal masjid.
Selain itu, pada Juli 2020, seorang imam masjid di Pekanbaru, Riau, mengalami upaya penusukan saat berzikir seusai salat isya. Pelaku diketahui sering menjalani rukiah dengan imam tersebut dan diduga memiliki hubungan dekat.
Insiden penikaman terhadap imam masjid di Parigi Moutong menimbulkan keprihatinan mendalam dari berbagai kalangan. Tokoh agama dan masyarakat setempat mengutuk tindakan kekerasan tersebut dan berharap agar proses hukum berjalan dengan adil. Mereka juga menekankan pentingnya menjaga keamanan dan kenyamanan bagi para pemuka agama dalam menjalankan tugasnya.
Pihak kepolisian telah bergerak cepat dengan mengamankan pelaku dan melakukan penyelidikan mendalam terkait motif serta kondisi kejiwaan pelaku. Pemerintah daerah diharapkan dapat memberikan perhatian khusus terhadap kasus ini, termasuk memberikan pendampingan kepada keluarga korban dan memastikan proses hukum berjalan sesuai ketentuan.
Kejadian ini menjadi pengingat bagi kita semua akan pentingnya kewaspadaan dan kepedulian sosial terhadap individu yang menunjukkan tanda-tanda gangguan mental. Masyarakat diharapkan dapat lebih peka dan proaktif dalam memberikan bantuan atau melaporkan kepada pihak berwenang jika menemukan kasus serupa, guna mencegah terjadinya tindakan yang membahayakan diri sendiri maupun orang lain.
Semoga kejadian ini menjadi yang terakhir kalinya dan kita semua dapat mengambil hikmah untuk selalu menjaga keamanan, ketenangan, serta keharmonisan dalam kehidupan bermasyarakat.(Red.AL)
Komentar
Posting Komentar