Jakarta, tjahayatimoer.net – Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah telah menetapkan awal Ramadan 1446 Hijriah jatuh pada Sabtu, 1 Maret 2025. Keputusan ini diumumkan oleh Sekretaris PP Muhammadiyah, Muhammad Sayuti, dalam keterangan resminya pada 11 Februari 2025.
"Melalui metode hisab yang kami gunakan, 1 Ramadan 1446 H jatuh pada hari Sabtu, 1 Maret 2025," ungkapnya dalam konferensi pers, sebagaimana dikutip dari Kompas.com.
Selain awal Ramadan, Muhammadiyah juga menetapkan Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1446 Hijriah akan jatuh pada Senin, 31 Maret 2025. Penentuan ini mengacu pada Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT), sebuah sistem kalender Islam yang bertujuan menyeragamkan perhitungan Hijriah di seluruh dunia.
Tahun sebelumnya, Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Abdul Mu'ti, menegaskan bahwa metode hisab sudah cukup untuk menentukan awal bulan Hijriah, sehingga tidak diperlukan sidang isbat yang biasa dilakukan oleh pemerintah.
"Dengan tidak adanya sidang isbat, negara dapat menghemat anggaran di tengah kondisi ekonomi yang perlu dikelola dengan baik," jelas Abdul Mu'ti dalam pernyataannya yang dikutip BBC News Indonesia.
Sementara itu, Menteri Agama Nasaruddin Umar memberikan indikasi bahwa awal Ramadan 1446 H kemungkinan akan bertepatan dengan keputusan Muhammadiyah.
"Kita harapkan doa dari semua pihak agar puasa bisa dimulai bersamaan. Potensi kesamaan cukup besar karena posisi hilal berada pada kisaran 2,5 hingga 4 derajat," ujar Nasaruddin, dikutip dari Kompas.com pada Jumat (28/02).
Jika pemerintah dan ormas Islam seperti Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU) dapat menetapkan awal Ramadan secara bersamaan, hal ini diyakini akan memberikan manfaat besar bagi umat Islam dalam menjalankan ibadah puasa dengan lebih harmonis.
Bagaimana Pemerintah Menentukan Awal Ramadan?
Pemerintah Indonesia menetapkan awal Ramadan dengan dua pendekatan utama: perhitungan hisab dan metode rukyat.
- Hisab digunakan untuk memperkirakan posisi hilal secara matematis, memberikan gambaran awal tentang kemungkinan munculnya bulan baru.
- Rukyat adalah metode pengamatan langsung terhadap hilal di berbagai titik di Indonesia saat matahari terbenam.
Perbedaan pendekatan ini menyebabkan perbedaan hasil dalam penetapan awal Ramadan, terutama karena sebagian pihak menerima hilal yang sudah terhitung meski tidak terlihat, sementara yang lain mengharuskan bukti visual.
Di beberapa daerah, ada komunitas yang memulai puasa lebih awal dari ketetapan pemerintah. Salah satu contohnya adalah Pondok Pesantren Mahfilud Duror di Jember, Jawa Timur, yang tahun lalu sudah melaksanakan salat tarawih dan berpuasa sehari lebih cepat berdasarkan pedoman Kitab Nushatul Majaalis.
Perbedaan dalam penetapan awal Ramadan sudah beberapa kali terjadi antara Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU). Pemerintah berharap agar perbedaan ini tidak menimbulkan perpecahan, melainkan tetap dalam koridor persatuan dan saling menghormati.
0 Komentar