KEDIRI, tjahayatimoer.net – Penyakit diabetes bukan tanpa alasan dijuluki sebagai silent killer. Penyakit ini berkembang diam-diam dan sering kali baru terdeteksi saat sudah mencapai tahap kronis. Ironisnya, penyebab utama dari meningkatnya kasus diabetes justru berasal dari pola hidup yang semakin tidak sehat.
Data menunjukkan bahwa jumlah penderita diabetes terus bertambah setiap tahunnya, termasuk pada anak-anak. Salah satu rumah sakit rujukan di Kota Kediri mencatat ada 735 pasien yang menjalani perawatan akibat penyakit yang juga dikenal sebagai gula darah ini sepanjang 2024.
Sementara itu, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Kediri mengungkapkan bahwa kasus diabetes secara keseluruhan di tahun yang sama mencapai 8.030 penderita baru. Angka ini sedikit menurun dibandingkan tahun 2023 yang mencatat 8.173 kasus baru.
“Kasus diabetes di setiap daerah memang tinggi. Oleh karena itu, pemerintah menargetkan deteksi dini agar semakin banyak penderita yang mendapatkan akses layanan kesehatan,” ujar Kepala Dinkes Kota Kediri dr Muhammad Fajri Mubasysyir melalui Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Hendik Supriyanto.
Menurutnya, semakin cepat penderita didiagnosis, semakin besar kemungkinan mereka untuk mendapatkan pengobatan dan mengendalikan kondisinya sebelum menjadi lebih parah.
Sebagian besar kasus ditemukan melalui skrining kesehatan, sementara sebagian lainnya merupakan laporan dari rumah sakit. “Jika pasien baru datang ke rumah sakit, berarti mereka sudah mengalami gejala, bahkan tidak sedikit yang datang dalam kondisi kronis,” jelas Hendik.
Gaya Hidup Jadi Faktor Kunci
Diabetes tipe 2, yang menjadi kasus terbanyak, erat kaitannya dengan pola hidup yang tidak sehat. Konsumsi makanan tinggi gula, minim aktivitas fisik, serta kebiasaan buruk lainnya menjadi pemicu utama.
“Faktor keturunan memang berperan, tetapi bukan satu-satunya penyebab. Jika seseorang memiliki orang tua penderita diabetes, risikonya tinggi, tetapi dengan pola hidup sehat, risiko itu bisa dikendalikan,” tandasnya.
Sebagai gambaran, seseorang yang kedua orang tuanya menderita diabetes memiliki kemungkinan hingga 100 persen terkena penyakit yang sama. Namun, hal ini dapat dicegah dengan mengatur pola makan, menjaga berat badan ideal, dan rutin berolahraga.
Kasus di Kabupaten Kediri Juga Meningkat
Tidak hanya di Kota Kediri, lonjakan kasus diabetes juga terjadi di Kabupaten Kediri. Pada 2023, jumlah penderita yang terdata sebanyak 1.507 orang. Namun, angka ini melonjak drastis pada 2024 menjadi 2.269 kasus.
Yang lebih mengkhawatirkan, tren peningkatan juga terjadi pada anak-anak. Jika pada 2023 hanya tercatat dua anak usia 10-14 tahun yang mengidap diabetes, maka pada 2024 jumlahnya bertambah menjadi tiga kasus.
“Kasus diabetes anak meningkat, dan ini tidak hanya disebabkan faktor genetik. Pola makan yang buruk dan kurangnya aktivitas fisik menjadi faktor utama yang mempercepat kemunculan penyakit ini,” jelas Kabid P2P Dinkes Kabupaten Kediri, dr Bambang Triyono Putro.
Ia mencontohkan tren di beberapa kota besar, termasuk kasus yang sempat viral di Jakarta, di mana seorang anak menderita diabetes meskipun tidak memiliki riwayat keluarga. Penyebabnya murni gaya hidup yang buruk, seperti sering mengonsumsi makanan cepat saji dan minuman manis, serta kurangnya aktivitas fisik.
“Ketika orang tua memiliki diabetes, anak otomatis berisiko lebih tinggi. Apalagi jika pola makan dan kebiasaannya tidak dijaga. Namun, meskipun tidak ada riwayat keluarga, gaya hidup tidak sehat tetap bisa menyebabkan diabetes sejak usia dini,” tegasnya.
Dengan tren gaya hidup yang semakin memburuk, Bambang memperkirakan jumlah penderita diabetes, baik pada orang dewasa maupun anak-anak, akan terus meningkat jika kesadaran masyarakat tidak segera berubah.(Red.AL)
0 Komentar