Kediri, tjahayatimoer.net – Pemerintah Kabupaten Kediri terus berupaya memastikan ketersediaan elpiji bersubsidi bagi masyarakat. Selain menyiapkan skema peralihan pengecer menjadi sub-agen, Pemkab Kediri juga mengajukan tambahan kuota elpiji bersubsidi hingga 20 persen dari tahun sebelumnya. Langkah ini diambil guna mengantisipasi meningkatnya kebutuhan, terutama di sektor rumah tangga, UMKM, serta pertanian.
Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kabupaten Kediri, Tutik Purwaningsih, mengungkapkan bahwa pada tahun 2024 lalu, Kabupaten Kediri mendapat kuota elpiji bersubsidi sebesar 57.135 metrik ton (MT). Sementara untuk tahun ini, hingga akhir Januari, realisasi penyaluran elpiji baru mencapai 181 MT.
“Kami masih menunggu kepastian total kuota tahun ini, namun usulan tambahan sudah kami ajukan,” ujar Tutik.
Pemkab Kediri mengajukan penambahan kuota elpiji melon menjadi 70 ribu MT atau naik sekitar 20 persen dibandingkan kuota tahun sebelumnya. Peningkatan ini mempertimbangkan beberapa faktor utama, salah satunya adalah meningkatnya jumlah UMKM yang menggunakan elpiji sebagai sumber energi utama.
“UMKM terus berkembang dan semakin banyak yang menggunakan elpiji tiga kilogram untuk usaha mereka,” jelas Tutik.
Selain itu, kebutuhan rumah tangga juga menunjukkan tren peningkatan dari tahun ke tahun. Tak hanya itu, sektor pertanian pun turut menjadi pertimbangan, terutama setelah adanya usulan dari Dinas Pertanian dan Perkebunan (Dispertabun) yang menginginkan petani dengan rekomendasi dari Kementerian Pertanian dapat memperoleh akses elpiji bersubsidi.
“Dispertabun mengajukan agar petani tertentu yang mendapatkan rekomendasi dari Kementan bisa ikut menggunakan elpiji bersubsidi untuk keperluan pertanian,” tambahnya.
Meski telah mengajukan penambahan kuota yang cukup besar, Tutik menegaskan bahwa keputusan akhir tetap berada di tangan Pertamina. Pihaknya hanya bisa menunggu apakah usulan tersebut akan disetujui sepenuhnya atau hanya sebagian.
Untuk memastikan distribusi elpiji bersubsidi berjalan lancar, Disdagin juga terus melakukan pemantauan langsung ke lapangan. Apalagi, menjelang Ramadan dan Idul Fitri, kebutuhan elpiji biasanya meningkat signifikan.
“Kami terus mengevaluasi distribusi agar tidak terjadi kelangkaan saat permintaan melonjak, terutama menjelang Lebaran. Jangan sampai saat Idul Fitri nanti stoknya kurang karena kurang pemantauan,” tandasnya.
Sementara itu, pemerintah juga tengah merancang kebijakan pengalihan pengecer menjadi sub-agen dengan mekanisme khusus. Sambil menunggu petunjuk teknis lebih lanjut, Disdagin aktif turun ke lapangan untuk memastikan distribusi elpiji merata, terutama di wilayah yang minim pangkalan agar tidak terjadi kelangkaan di daerah tertentu.(Red.AL)
0 Komentar