Jakarta, tjahayatimoer.net – Penyelidikan terhadap kecelakaan tragis pesawat Jeju Air di Bandara Muan, Korea Selatan, menghadapi kendala besar setelah ditemukan bahwa rekaman kotak hitam berhenti merekam empat menit sebelum tabrakan. Peristiwa yang terjadi pada 29 Desember 2024 ini merenggut nyawa 179 orang dan menyisakan dua korban selamat.
Rekaman Hilang Menjadi Kendala Utama
Kementerian Transportasi Korea Selatan mengungkapkan bahwa kotak hitam pesawat, termasuk Cockpit Voice Recorder (CVR) dan Flight Data Recorder (FDR), gagal merekam data krusial menjelang kecelakaan.
"Analisis mengungkapkan bahwa data CVR dan FDR tidak merekam selama empat menit terakhir sebelum tabrakan," kata pernyataan kementerian.
Pesawat Boeing 737-800 itu sebelumnya terbang dari Bangkok, Thailand, dan mengalami insiden saat melakukan pendaratan darurat di Bandara Muan. Pesawat tersebut menghantam penghalang beton (localiser) di ujung landasan pacu, yang kemudian meledak dalam bola api.
Penyebab Kecelakaan Masih Ditelusuri
Penyelidik gabungan Korea Selatan dan Amerika Serikat sedang berusaha mengungkap penyebab kecelakaan ini. Kemungkinan yang sedang dipertimbangkan meliputi:
- Tabrakan dengan burung: Pilot sempat memperingatkan tentang keberadaan burung sebelum menarik diri dari pendaratan pertama.
- Kerusakan roda pendaratan: Pada upaya pendaratan kedua, roda pendaratan dilaporkan tidak keluar.
- Penghalang landasan pacu: Penghalang beton (localiser) di ujung landasan pacu yang dilengkapi susunan antena diduga memperparah dampak kecelakaan.
Proses Investigasi Mendalam
Polisi Korea Selatan telah melakukan penggeledahan di kantor Jeju Air di Seoul dan fasilitas Bandara Muan untuk mengamankan bukti. Penyidik juga menyita dokumen terkait keabsahan penghalang beton, rekaman komunikasi antara pilot dan menara kontrol, serta data perawatan pesawat.
"Surat perintah penggeledahan dikeluarkan atas tuduhan kelalaian profesional yang mengakibatkan kematian," ujar seorang pejabat kepolisian Provinsi Jeonnam.
Korban dan Dampak Tragedi
Dua korban selamat ditemukan duduk di bagian ekor pesawat dan segera dievakuasi. Salah satu korban dalam kondisi kritis, sementara yang lain dirawat akibat luka-luka serius.
Tragedi ini memicu luapan duka nasional di Korea Selatan. Pemerintah mendirikan tugu peringatan di seluruh negeri untuk mengenang para korban.
Riwayat Pesawat dan Kontroversi Keamanan
Pesawat Jeju Air yang mengalami kecelakaan sebelumnya dilaporkan pernah mengalami insiden pada 2021. Hal ini menambah pertanyaan terkait riwayat perawatan dan pengoperasian pesawat tersebut.
Pemerintah Korea Selatan bersama otoritas internasional berkomitmen untuk menyelesaikan investigasi secara transparan dan memastikan langkah preventif agar tragedi serupa tidak terulang.
0 Komentar