Jakarta, tjahayatimoer.net – Wacana membolehkan motor gede (moge) melintas di jalan tol kembali menuai perdebatan. Sejumlah pengamat transportasi dengan tegas menolak usulan tersebut, dengan alasan keselamatan, ketertiban lalu lintas, dan dampak terhadap pengguna jalan lainnya.
Alasan Penolakan
Pengamat transportasi, Djoko Setijowarno, menegaskan bahwa meskipun moge memiliki kapasitas mesin besar, kendaraan roda dua tetap memiliki risiko lebih tinggi dibandingkan kendaraan roda empat di jalan tol. Ia menyebut bahwa karakteristik moge yang berbeda dari kendaraan roda empat tidak sesuai dengan standar keamanan jalan tol.
"Jalan tol dirancang untuk kendaraan roda empat atau lebih. Meski moge punya kecepatan tinggi, stabilitas dan proteksi pengendaranya jauh lebih rendah dibandingkan mobil. Risiko kecelakaan sangat besar, apalagi jika terjadi tabrakan dengan kendaraan berat seperti truk," ujar Djoko.
Dampak Terhadap Ketertiban
Selain itu, Djoko juga menyoroti potensi ketidaknyamanan dan gangguan bagi pengguna jalan tol lainnya. Menurutnya, kehadiran moge di jalan tol dapat menyebabkan dinamika lalu lintas yang berbeda, terutama jika pengendara moge tidak disiplin atau cenderung melaju dengan kecepatan tinggi.
"Perbedaan pola berkendara antara mobil dan moge di jalan tol bisa memicu kecelakaan. Apalagi jika ada pengendara yang tidak mematuhi batas kecepatan," tambahnya.
Peraturan dan Infrastruktur
Djoko juga mengingatkan bahwa peraturan yang melarang kendaraan roda dua melintas di jalan tol sudah jelas tertuang dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Jika moge diizinkan masuk tol, diperlukan perubahan regulasi dan penyesuaian infrastruktur yang membutuhkan biaya besar.
"Harus ada jalur khusus untuk roda dua jika wacana ini diterapkan. Namun, pembangunan jalur khusus di tol bukanlah solusi efisien dan hanya akan membebani anggaran," tegas Djoko.
Dukungan dan Penolakan di Kalangan Masyarakat
Wacana ini juga mendapat tanggapan beragam dari masyarakat. Sebagian pemilik moge mendukung ide tersebut dengan alasan efisiensi perjalanan, terutama di daerah perkotaan yang kerap macet. Namun, mayoritas pengguna jalan menolaknya karena kekhawatiran terhadap keselamatan.
"Jalan tol itu bukan tempat untuk pamer kecepatan. Kalau moge masuk tol, risikonya terlalu besar bagi semua pengguna jalan," ujar Roni, seorang pengemudi mobil di Jakarta.
Sikap Pemerintah
Hingga saat ini, pemerintah belum memberikan keputusan resmi terkait usulan ini. Menteri Perhubungan menyatakan akan mengkaji dampak wacana tersebut lebih mendalam, terutama dari sisi keselamatan dan regulasi.
"Kami akan mendengarkan masukan dari semua pihak sebelum membuat keputusan. Prioritas kami adalah keselamatan dan kenyamanan pengguna jalan," ujar Menteri Perhubungan dalam konferensi pers.
Dengan berbagai alasan yang telah disampaikan oleh para pengamat dan masyarakat, wacana moge masuk tol masih menjadi isu kontroversial yang memerlukan kajian lebih komprehensif sebelum diambil kebijakan final
0 Komentar