KEDIRI, tjahayatimoer.net — Setelah dua pekan ditutup untuk mencegah penyebaran wabah penyakit mulut dan kuku (PMK), Pasar Hewan di Kabupaten Kediri akhirnya kembali beroperasi. Salah satu pasar hewan yang mulai dibuka adalah Pasar Hewan Tertek di Kecamatan Pare, yang resmi beraktivitas kembali pada Sabtu (1/2/2025).
Sejak pukul 06.00 WIB, suasana pasar sudah dipadati oleh penjual dan pembeli yang antusias. Lalu lintas ternak dan kendaraan di area pasar menunjukkan geliat aktivitas perdagangan yang sempat terhenti.
Alvin Assegaf, seorang pedagang sapi asal Kecamatan Puncu, mengaku sangat senang dengan dibukanya kembali pasar tersebut. Ia dan rekan-rekan pedagang lainnya merasa lega setelah menunggu cukup lama.
“Alhamdulillah, pasar sudah buka lagi. Kami para pedagang sangat menantikan momen ini. Semoga tidak ada penutupan lagi ke depannya,” ujar Alvin penuh harap.
Pada hari pertama pembukaan, petugas dari Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Kabupaten Kediri langsung melakukan pengawasan ketat terhadap lalu lintas ternak yang masuk ke pasar.
Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner DKPP Kabupaten Kediri, Yuni Ismawati, menyampaikan bahwa hasil pemantauan menunjukkan mayoritas sapi yang diperjualbelikan berasal dari wilayah lokal Kediri. Jumlah sapi yang masuk pasar juga belum sebanyak biasanya, hanya sekitar 100 ekor, dibandingkan dengan 200-300 ekor pada kondisi normal.
“Saat ini, sapi yang masuk berasal dari peternakan lokal. Untuk sapi dari luar daerah, hanya sebatas pembeli yang datang, bukan ternaknya,” jelas Yuni.
Yuni menambahkan, sebagian besar pembeli membeli sapi untuk disembelih, sedangkan yang ingin memelihara kembali masih merasa waspada terhadap potensi penularan PMK.
Selain di Pasar Hewan Tertek Pare, DKPP juga berkomitmen memperketat pengawasan di pasar hewan lainnya di wilayah Kabupaten Kediri, seperti di Pasar Hewan Ngadiluwih. Petugas kesehatan hewan disiagakan untuk memantau kondisi ternak secara berkala.
“Kami menyiapkan petugas yang standby di lokasi untuk memastikan kondisi ternak tetap sehat dan bebas dari gejala PMK,” tambahnya.
Berdasarkan data terbaru per akhir Januari 2025, kasus PMK di Kabupaten Kediri menunjukkan tren penurunan. Dari total 1.091 kasus, sebanyak 200 ekor sapi dinyatakan sembuh, 850 ekor masih terjangkit, dan 41 ekor meninggal dunia.
Yuni mengungkapkan bahwa keberhasilan ini tidak lepas dari upaya vaksinasi yang masif serta peningkatan kesadaran para peternak dalam menjaga kebersihan kandang.
“Alhamdulillah, per kemarin hanya ada 5 kasus baru. Kami berharap tren ini terus membaik sehingga aktivitas perdagangan ternak bisa kembali normal sepenuhnya,” pungkasnya.(Red.AL)
0 Komentar