Lumajang, tjahayatimoer.net - Bunadi (50), warga Desa Kedungmoro, Kecamatan Kunir, Kabupaten Lumajang, bersama timnya sibuk memproduksi dupa di area belakang rumahnya. Menjelang perayaan Tahun Baru Imlek, permintaan dupa melonjak hingga 50 persen.
Dalam sehari, Bunadi mampu menghasilkan sekitar 120 kilogram dupa. Ia memproduksi berbagai jenis dupa, mulai dari yang berbahan dasar kayu hingga yang berbahan baku arang.
"Setiap menjelang Imlek, ada peningkatan signifikan pada pesanan dupa. Produksi harian kami bisa mencapai 120 kilogram," ujar Bunadi, Sabtu (25/1/2025).
Proses produksi dupa dilakukan menggunakan mesin, kemudian dupa yang telah selesai dibuat dijemur di bawah terik matahari hingga kering. Tak hanya melayani permintaan lokal dari Lumajang, dupa hasil produksinya juga dikirim ke berbagai wilayah, termasuk Pulau Bali, yang menjadi pasar utama.
Untuk setiap bungkus dupa seberat satu kilogram, Bunadi membanderol harga Rp 15.000. Dari setiap pengiriman, ia mampu meraih pendapatan bersih hingga Rp 2,5 juta.
"Permintaan terbesar biasanya berasal dari Bali. Alhamdulillah, dari produksi ini saya bisa mengantongi pendapatan bersih sekitar Rp 2,5 juta per pengiriman," tutur Bunadi menutup pembicaraan.
Perajin seperti Bunadi menjadi bukti nyata bahwa usaha rumahan bisa berkembang pesat terutama pada momen tertentu, seperti perayaan Imlek.(Red.AL)
0 Komentar