Kafe Allo Coffee Empire di Petungkriyono Diterjang Longsor, 22 Korban Jiwa Dilaporkan

 



Pekalongan, Jawa Tengah, tjahayatimoer.net  – Kafe Allo Coffee Empire yang terletak di Desa Kasimpar, Kecamatan Petungkriyono, menjadi salah satu lokasi terdampak parah akibat bencana tanah longsor yang terjadi pada Senin (21/1/2025).

Musibah ini berlangsung setelah hujan deras mengguyur kawasan tersebut selama lebih dari tiga jam, membuat warga sekitar berbondong-bondong berteduh di kafe. Sebuah video yang viral di media sosial memperlihatkan suasana kafe sebelum longsor terjadi. Dalam rekaman tersebut, kondisi di luar tampak gelap, dan hujan deras tak kunjung berhenti.

Di antara korban tewas adalah Revalina (19), seorang pengunjung kafe yang saat itu sedang menikmati makanan bersama ibunya, Watmi.

“Kami sedang makan, tiba-tiba banjir dan longsor datang dengan cepat,” ungkap Watmi. Ia menceritakan bagaimana dirinya terpental akibat arus deras, sementara putrinya terseret material longsor dan ditemukan sudah tidak bernyawa. Saat ini, Watmi menjalani perawatan intensif di Puskesmas Petungkriyono bersama 12 korban luka lainnya.

Pengelola Allo Coffee Empire, Didik Setyawan, menuturkan bahwa dirinya sempat melihat aliran air dari belakang kafe sebelum bencana terjadi. “Saya keluar mau cek saluran air. Tiba-tiba dari atas longsor datang, saya langsung lari berdua sama teman,” katanya dalam keterangan yang dikutip dari akun TikTok @taromcomal.

Didik dan rekannya menyelamatkan diri ke persawahan dan berlindung di balik batu besar sebelum akhirnya berpindah ke kampung terdekat.

22 Korban Jiwa dan 4 Orang Masih Hilang

Hingga kini, tercatat 22 korban meninggal dunia akibat longsor tersebut. Tim SAR gabungan masih terus melakukan pencarian, karena empat orang lainnya dilaporkan hilang.

Komandan Distrik Militer (Dandim) 0710/Pekalongan, Letkol Inf Rizky A, mengungkapkan bahwa lokasi ini pernah dilanda longsor tiga tahun lalu, namun tidak ada korban jiwa saat itu karena belum banyak pembangunan.

“Dulu di sini hanya lahan kosong. Sekarang ada kafe, rumah, homestay, bahkan pemancingan. Hal ini menambah risiko jika terjadi bencana,” jelas Rizky, Kamis (23/1/2025).

Ia juga menyoroti bahwa jumlah korban bisa saja lebih besar jika bencana terjadi pada akhir pekan, mengingat kawasan tersebut menjadi jalur wisata menuju Dieng.

Tantangan dalam Evakuasi

Proses pencarian korban difokuskan pada beberapa lokasi yang dilaporkan terdampak parah, termasuk rumah Sekretaris Desa dan area sekitar kafe. Namun, upaya pembersihan material longsor terkendala cuaca buruk dan sulitnya akses alat berat ke lokasi kejadian.

“Saat ini dua backhoe sudah siap beroperasi, dan dua unit tambahan segera didatangkan. Kami berharap tidak ada lagi laporan korban yang hilang,” imbuh Rizky.

Bencana ini kembali menjadi pengingat akan pentingnya mitigasi risiko di daerah rawan longsor, terutama yang telah berkembang menjadi kawasan wisata.(Red.AL)

Posting Komentar

0 Komentar