Jakarta, tjahayatimoer.net - Pihak RS Islam Jakarta Cempaka Putih mengambil langkah mediasi dengan orang tua bayi yang meninggal dunia sehari setelah dilahirkan. Dugaan bayi tertukar muncul setelah makam bayi tersebut dibongkar, sehingga pihak rumah sakit memutuskan untuk memfasilitasi tes DNA guna memastikan kebenaran.
"Alhamdulillah, hari ini terjadi pertemuan yang penuh kekeluargaan. Kami dari Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih akan memfasilitasi tes DNA untuk mengungkap kebenaran," ujar Direktur Utama RS Islam Jakarta Cempaka Putih, Jack Pradono Handojo, dalam pernyataan resminya, Selasa (10/12/2024).
Jack juga menegaskan bahwa rumah sakit akan menanggung seluruh biaya tes DNA di laboratorium yang dipilih. Ia berharap langkah ini menjadi solusi terbaik bagi semua pihak.
"Kami akan menanggung biaya yang diperlukan, semoga hal ini membawa kebaikan untuk semua pihak," tambahnya.
Sementara itu, MR (27), ayah dari bayi tersebut, menyampaikan permohonan maaf atas viralnya dugaan bayi tertukar.
"Saya dan istri akan menjalani tes DNA yang difasilitasi. Saya mohon maaf atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan," ujar MR.
Kronologi Dugaan Bayi Tertukar
MR menceritakan bahwa istrinya mengalami kontraksi pada 15 September 2024 dan awalnya dibawa ke klinik di kawasan Cilincing, Jakarta Utara. Karena kondisi air ketuban kering, istrinya dirujuk ke RS Islam Jakarta Cempaka Putih dan menjalani operasi pada 16 September.
Setelah melahirkan, pihak keluarga tidak diizinkan melihat bayi perempuan tersebut dengan alasan masih dalam perawatan medis. Namun, sore harinya, pihak rumah sakit menginformasikan bahwa bayi dalam kondisi kritis.
Pada hari berikutnya, MR menerima kabar bahwa bayinya telah meninggal dunia. Tanpa sempat melihat tubuh anaknya, MR hanya menerima jasad bayi yang sudah dibungkus kain kafan dan langsung diminta memakamkannya.
Kecurigaan muncul ketika istri MR meminta agar makam bayi dibongkar. Setelah izin diperoleh, keluarga terkejut melihat kondisi jasad yang berbeda dari catatan medis.
"Bayi saya panjangnya lebih dari 47 cm, tapi jasad yang ditemukan itu lebih besar, seperti bayi yang berusia lebih dari satu hari," ungkap MR.
Langkah tes DNA ini diharapkan dapat memberikan kejelasan atas dugaan tersebut, sekaligus menjadi upaya menciptakan rasa keadilan dan kebenaran bagi kedua belah pihak. Pihak RS berharap hasil pemeriksaan dapat segera diketahui sehingga situasi tidak berlarut-larut.(red.k)
0 Komentar