"Sepanjang Januari-November 2024 Indonesia telah mengimpor 3,85 juta ton beras," ungkap Plt Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, dalam konferensi pers yang digelar pada Senin (16/12/2024).
Dari sisi nilai, impor beras selama periode ini tercatat sebesar US$ 2,36 miliar, meningkat 62,03% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yang mencapai US$ 1,45 miliar. Sebagai perbandingan, pada periode yang sama di tahun 2022, nilai impor beras hanya sebesar US$ 0,15 miliar, menunjukkan tren kenaikan tajam dalam dua tahun terakhir.
Komposisi Impor Beras
Amalia menjelaskan bahwa mayoritas impor beras, yaitu sebanyak 3,39 juta ton atau 88,20%, merupakan jenis beras setengah giling atau digiling seluruhnya. Selain itu, ada jenis lain seperti beras basmati dan beras pecah, meskipun jumlahnya relatif kecil.
Sumber Utama Impor Beras
Thailand menjadi negara pemasok beras terbesar bagi Indonesia selama periode ini, dengan volume mencapai 1,19 juta ton atau 30,97% dari total impor beras. Pemasok lainnya meliputi Vietnam, Myanmar, Pakistan, dan India, yang juga berkontribusi pada peningkatan volume impor beras.
Kenaikan impor beras ini mencerminkan langkah pemerintah untuk mengamankan stok pangan di tengah tantangan produksi dalam negeri, seperti fenomena cuaca ekstrem akibat El Niño yang memengaruhi hasil panen padi. Pemerintah terus memantau kebutuhan beras nasional untuk memastikan stabilitas harga dan ketersediaan bagi masyarakat.
Namun, lonjakan impor ini juga menjadi perhatian, terutama terkait dengan upaya peningkatan produksi dalam negeri. Langkah strategis untuk mendorong produktivitas sektor pertanian diharapkan mampu mengurangi ketergantungan pada beras impor di masa mendatang.(red.AL)
0 Komentar