Duel Teknologi, Putin Tantang Barat Tangkis Rudal Hipersonik Rusia

  


Moskow,  tjahayatimoer.net - Presiden Rusia Vladimir Putin secara terbuka menantang kemampuan militer Amerika Serikat (AS) dalam duel teknologi tingkat tinggi. Tantangan tersebut dilontarkan Putin terkait dengan rudal balistik hipersonik terbaru Rusia, Oreshnik, yang diklaim mampu mengatasi sistem pertahanan udara canggih Barat.

Dalam pidato akhir tahunnya, Putin menyampaikan kepercayaan dirinya bahwa rudal Oreshnik, yang mampu membawa muatan nuklir, tidak dapat dihentikan oleh teknologi pertahanan AS. Ia bahkan mengusulkan simulasi nyata untuk menguji kekuatan rudal tersebut.

"Kami siap untuk eksperimen semacam itu," ujar Putin, seperti dikutip dari New York Times"Biarkan mereka memilih target, misalnya Kyiv, pusatkan semua pertahanan udara mereka di sana, dan kita akan menyerang dengan Oreshnik. Lihat apakah mereka mampu menahannya."

Tantangan ini memicu respons keras dari Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, yang menyebut gagasan Putin tidak masuk akal. "Apakah menurut Anda ia orang yang waras?" tanya Zelensky saat konferensi pers.

Rudal Oreshnik: Ancaman Baru?

Rudal Oreshnik, yang berarti "pohon hazel" dalam bahasa Rusia, didasarkan pada teknologi RS-26 Rubezh. Rudal ini dilaporkan mencapai kecepatan hingga 13.000 km/jam dan memiliki jangkauan antara 2.500 hingga 5.000 km, meskipun bukan termasuk kategori antarbenua.

Menurut pakar militer Rusia Ilya Kramnik, Oreshnik dirancang untuk menjangkau hampir seluruh Eropa, namun tidak wilayah AS. Analis Vladislav Shurygin menambahkan bahwa rudal ini dapat menghancurkan bunker yang sangat terlindungi tanpa perlu menggunakan hulu ledak nuklir.

Tantangan dan Ancaman Baru

Tantangan Putin kepada AS ini disampaikan di tengah ketegangan yang terus meningkat antara Rusia dan Ukraina. Ancaman juga dilontarkan terhadap Kyiv, dengan menyebut pusat pengambilan keputusan Ukraina sebagai target potensial.

Tantangan ini muncul setelah kematian Letnan Jenderal Igor Kirillov, kepala departemen senjata nuklir Rusia, yang tewas dalam ledakan di Moskow. Peristiwa tersebut memperkuat retorika ancaman Putin terhadap Ukraina.

Putin juga mengindikasikan kesediaannya untuk berdialog dengan AS, terutama jika Donald Trump kembali terpilih sebagai presiden. "Jika saya bertemu dengan presiden yang baru terpilih, Mr. Trump, saya yakin kita akan memiliki sesuatu untuk dibicarakan," ujarnya.

Respons Dunia

Sementara itu, AS belum memberikan tanggapan resmi terkait tantangan Putin. Analis internasional melihat langkah ini sebagai bagian dari strategi Rusia untuk menunjukkan kekuatan militernya di tengah tekanan ekonomi dan geopolitik.

Tantangan Putin ini menjadi sorotan global, mengingat implikasi besar dari eskalasi konflik teknologi militer dalam lanskap keamanan internasional. (Red. B)

Posting Komentar

0 Komentar