KEDIRI, tjahayatimoer.net - Upaya menjaga kebersihan Sungai Brantas terus dilakukan oleh Pemerintah Kota Kediri. Melalui Dinas Lingkungan Hidup, Kebersihan, dan Pertamanan (DLHKP), langkah-langkah konkret diambil untuk mengatasi pencemaran air yang kian mengkhawatirkan.
Hasil pantauan alat Onlimo di Taman Brantas menunjukkan bahwa kualitas air Sungai Brantas masuk dalam kategori tercemar sedang, dengan indeks pencemaran mencapai 5,47. Namun, pada Rabu (4/7) lalu, angka ini melonjak menjadi 7,49, mendekati kategori pencemaran berat yang dimulai dari indeks 10.
Kepala Bidang Penataan dan Penaatan Lingkungan Hidup DLHKP Kediri, Aris Mahmudin, menyoroti perilaku masyarakat yang masih membuang limbah sembarangan ke sungai. Limbah tersebut berasal dari berbagai sumber, seperti rumah tangga, industri rumahan, hingga limbah pabrik.
"Harusnya semua limbah ini diolah terlebih dahulu. Tidak boleh sembarangan dibuang ke sungai, apalagi tanpa pengolahan," ujar Aris pada Sabtu (7/12).
Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, DLHKP memasang papan peringatan larangan membuang limbah cair di sepuluh titik strategis, termasuk di kawasan permukiman padat dan aliran anak sungai seperti Sungai Parung, Sungai Kresek, dan Sungai Kedak.
Papan peringatan ini mencantumkan ancaman sanksi tegas bagi pelanggar, sesuai dengan UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Pelanggar dapat dikenakan hukuman penjara hingga tiga tahun dan/atau denda maksimal Rp 3 miliar.
Aris menambahkan, pihaknya juga aktif melakukan edukasi kepada masyarakat dan pelaku industri agar lebih peduli terhadap pengolahan limbah sebelum membuangnya. "Ini bukan hanya tentang kepatuhan terhadap hukum, tetapi juga tentang menjaga kelangsungan ekosistem Sungai Brantas yang menjadi sumber kehidupan bagi banyak orang," imbuhnya.
Langkah pencegahan pencemaran juga dilakukan dari hulu melalui pengawasan anak sungai yang bermuara di Brantas. Dengan kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan industri, DLHKP optimistis kualitas air Sungai Brantas dapat terus diperbaiki.
"Kesadaran bersama menjadi kunci untuk menjaga kelestarian lingkungan. Mari kita jadikan Sungai Brantas tetap menjadi sumber kehidupan, bukan sumber masalah," pungkas Aris.(red.k)
0 Komentar