BPKH Optimalkan Dana Haji Rp 170 Triliun untuk Pelayanan dan Pelestarian Lingkungan

 


 Jakarta, tjahayatimoer.net - Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) mencatat dana kelolaan haji mencapai Rp 170 triliun hingga November 2024. Hal ini diungkapkan Anggota Badan Pelaksana BPKH, Amri Yusuf, dalam acara penanaman mangrove di Taman Wisata Alam Mangrove Angke Kapuk, Jakarta Utara, Sabtu (7/12/2024).

“Posisi dana haji per November 2024 sekitar Rp 170 triliun. Nilai manfaat yang kami capai hingga saat ini mencapai Rp 10,5 triliun,” jelas Amri dalam keterangannya, Minggu (8/12/2024).

Amri menambahkan, hasil investasi sebesar Rp 10,5 triliun tersebut telah dimanfaatkan untuk mendukung biaya penyelenggaraan ibadah haji dan membantu para calon jemaah melalui rekening virtual mereka. BPKH juga telah menyusun perhitungan Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) 2025 dan menyerahkannya kepada Kementerian Agama untuk dibahas bersama DPR.

“Kami berharap angka yang diusulkan BPKH untuk BPIH 2025 bisa sejalan dengan keputusan yang dirumuskan oleh Kementerian Agama dan DPR. Insyaallah, kami siap mendukung pelaksanaan haji tahun 2025,” tambahnya.

Kesiapan Keuangan untuk Ibadah Haji 2025

Sulistyowati, Anggota Badan Pelaksana BPKH lainnya, menegaskan kesiapan BPKH dalam menyediakan dana untuk penyelenggaraan ibadah haji 1446 H/2025 M. “Kami siap menerima instruksi atau invoice dari Kementerian Agama kapan pun. Dari sisi keuangan, BPKH sudah sangat siap,” ujarnya.

Program Kemaslahatan: Pelestarian Lingkungan

Selain fokus pada pengelolaan dana haji, BPKH juga menggalakkan program kemaslahatan bagi masyarakat dan lingkungan. Pada kesempatan tersebut, BPKH menanam 1.000 pohon mangrove, melepasliarkan burung, dan membagikan bibit pohon kepada peserta.

Anggota Dewan Pengawas BPKH, Rojikin, menyatakan bahwa kegiatan ini adalah bentuk komitmen BPKH terhadap pelestarian lingkungan. “Ini adalah bagian dari amanah untuk mengelola Dana Abadi Umat (DAU) dengan nilai manfaat yang tidak hanya untuk manusia, tetapi juga lingkungan dan makhluk hidup lainnya,” tuturnya.

Penanaman mangrove di kawasan Angke Kapuk juga diharapkan dapat mendukung konservasi kawasan pesisir dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga ekosistem.

Dengan pengelolaan yang optimal dan berkelanjutan, BPKH berharap dapat terus memberikan manfaat bagi umat, baik dalam pelayanan haji maupun dalam mendukung pelestarian lingkungan.(red.k)

Posting Komentar

0 Komentar