KEDIRI, tjahayatimoer.net – Isak tangis mengiringi pemakaman Gus Sunoto Imam Mahmudi, Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Kediri, yang juga menjabat Ketua DPRD Kota Kediri periode 2019-2024. Jenazah almarhum dimakamkan di kompleks Pemakaman Setonogedong, kemarin sore, di hadapan ratusan pelayat yang datang untuk memberikan penghormatan terakhir.
Gus Sunoto mengembuskan napas terakhir di Rumah Sakit Kabupaten Kediri (RSKK) pada Senin (18/11) sekitar pukul 17.30. Beliau meninggalkan istrinya, Wara Sundari Renny Pramana, dan dua anak, Gusseto Ajie Bimo Pramana serta Gussita Pramana.
Istri almarhum, Renny, yang bersama Bimo sebelumnya tengah menjalankan ibadah umrah di Arab Saudi, baru tiba di rumah duka sekitar pukul 11.45. Begitu turun dari mobil, Renny yang awalnya terlihat tegar langsung tak bisa menahan tangisnya. Keduanya langsung berlari ke arah keranda yang tertutup kain hijau, di mana Bimo terlihat bersimpuh di depan keranda sembari menyandarkan kepalanya, tak kuasa menahan kesedihan.
Mewakili keluarga, Bupati Kediri non-aktif, Hanindhito Himawan Pramana, menyampaikan terima kasih atas kehadiran semua pelayat, yang tak hanya datang dari kerabat, tetapi juga kolega di PDI Perjuangan, DPRD Kota Kediri, serta Pemkot Kediri. "Kami memohon maaf jika semasa almarhum hidup ada hal-hal yang kurang berkenan. Mohon dimaafkan," ungkapnya dengan penuh haru.
Penjabat (Pj) Wali Kota Kediri, Zanariah, juga tampak hadir untuk mengantarkan jenazah almarhum ke liang lahat. Kepergian Gus Sunoto menjadi kehilangan besar bagi masyarakat Kota Kediri. Zanariah mengenang banyak nasihat berharga yang diberikan Gus Sunoto selama menjabat, dan betapa almarhum banyak membantu dalam menjalankan pemerintahan.
Sekitar pukul 15.00, jenazah diberangkatkan dari rumah duka menuju Pemakaman Setonogedong. Di depan, Bimo dan Dhito turut membantu memapah keranda menuju mobil jenazah. Sang istri, Renny, berjalan mengikuti dengan tegas meskipun hati diliputi kesedihan yang mendalam.
Renny, dengan mata berkaca-kaca, mengenang kenangan terakhir bersama suaminya. "Saya ini ditilap sama bapak," ucapnya. Ia menceritakan bahwa sebelum berangkat umrah, Gus Sunoto meminta agar Renny tetap menjalankan ibadah karena sudah lama tak ke Tanah Suci. Bahkan, sebelum berangkat, almarhum juga meminta dibawa ke rumah sakit karena merasa butuh perhatian lebih dari perawat meski tidak ada keluarga dekat yang bisa menunggui.
Renny juga mengenang bagaimana pada Minggu (17/11), kondisi Gus Sunoto mendadak menurun, sehingga mereka memutuskan untuk pulang lebih awal dari umrah. Namun, setibanya di Bandara Madinah, Renny mendapat kabar duka bahwa suaminya telah meninggal dunia. "Baru sampai di Bandara Madinah saya dapat kabar," kenangnya, sembari menahan tangis.
Kepergian Gus Sunoto meninggalkan duka yang mendalam bagi keluarga, sahabat, serta seluruh masyarakat Kota Kediri yang telah merasakan pengabdian dan dedikasi beliau selama menjabat di berbagai peran. (Red.D)
0 Komentar