Surabaya, tjahayatimoer.net – Jawa Timur Unggulkan Desa Wisata sebagai Pilar Pariwisata Nasional
Provinsi Jawa Timur kembali mencatat prestasi gemilang dengan meraih penghargaan terbanyak dalam Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2024 yang digelar oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI. Tiga desa wisata unggulan berhasil menorehkan prestasi di berbagai kategori, membuktikan bahwa potensi pariwisata Jawa Timur terus berkembang pesat.
Ketiga desa ini bersaing dengan 6.016 desa wisata lainnya di seluruh Indonesia sebelum akhirnya masuk dalam 25 desa terbaik yang diumumkan tahun ini. Prestasi tersebut tak hanya mengukuhkan potensi wisata Jawa Timur, tetapi juga menginspirasi pengelolaan pariwisata berbasis keberlanjutan dan budaya lokal.
1. Desa Gunungsari (Kabupaten Madiun)
Meraih Juara 1 kategori Digital, Desa Gunungsari memikat wisatawan dengan keindahan alam dan budaya khasnya. Dikelilingi sawah terasering dan bukit eksotis, desa ini menghadirkan pengalaman wisata lengkap: dari trekking hingga menikmati air terjun Curug Kedondong.
Desa ini juga dikenal dengan inovasi uniknya, seperti Pasar Pundensari yang menggunakan token bambu sebagai alat pembayaran, dan kegiatan budaya seperti Festival Aksara Jawa Lontar. Wisata edukasi di Gunungsari menawarkan pengalaman belajar menulis aksara Jawa, memasak kuliner tradisional, hingga pengolahan sampah organik.
2. Desa Dewi Anom (Kabupaten Malang)
Berada di ketinggian 850 meter di atas permukaan laut, Desa Dewi Anom meraih Juara 2 kategori Maju. Desa ini menawarkan perpaduan wisata alam, budaya, dan edukasi. Pengunjung dapat mencoba tubing, trekking, hingga membuat kerajinan dari eceng gondok.
Desa ini juga mempromosikan pertanian berkelanjutan dengan wisata edukasi tentang budidaya selada air dan jeruk. Tak hanya itu, seni lokal seperti karawitan, wayang kulit, dan Tari Bantengan menjadi daya tarik bagi wisatawan domestik maupun mancanegara.
3. Desa Kemiren (Kabupaten Banyuwangi)
Sebagai pusat budaya Suku Osing, Desa Kemiren sukses menyabet Juara 2 kategori Kelembagaan dan SDM. Tradisi adat yang masih terjaga kuat, seperti Tari Gandrung dan Festival Barong Ider Bumi, menjadi magnet wisata budaya.
Desa ini juga menawarkan pengalaman menginap di homestay khas Osing, lengkap dengan kuliner tradisional seperti pecel pitik dan kopi lokal. Berkat dedikasi masyarakatnya dalam melestarikan adat istiadat, Desa Kemiren telah ditetapkan sebagai cagar budaya sejak 1995.
Penghargaan ini menunjukkan bahwa desa wisata di Jawa Timur tidak hanya menawarkan keindahan alam, tetapi juga pengelolaan inovatif yang mendukung pemberdayaan masyarakat. Dengan momentum ini, Jawa Timur kian menegaskan posisinya sebagai destinasi wisata unggulan nasional.(Red.AL)
0 Komentar