Suswono Tanggapi Perbedaan Hasil Survei Pilkada Jakarta, Serahkan ke Persepi untuk Audit

 


JAKARTA,  tjahayatimoer.net- Calon wakil gubernur Jakarta nomor urut 1 Suswono menanggapi perbedaan hasil survei antara Poltracking dan Lembaga Survei Indonesia (LSI) menjelang Pilkada Jakarta 2024. Suswono menyerahkan kepada Dewan Etik Perkumpulan Survei Opini Publik Indonesia (Persepi) yang akan memanggil dua lembaga tersebut untuk mengetahui kebenarannya. "Persepi ya, persatuan survei itu yang akan memanggil kan. Survei itu kan ada metodelogi, pakemnya ada yang harus diikuti, tidak boleh survei itu pesanan atau memutarbalikan fakta dari realita yang ada," ujar Suswono saat ditemui di Jakarta Selatan, Sabtu (26/10/2024). Suswono melanjutkan, Persepi yang akan menentukan apakah ada dugaan kebohongan dari hasil survei dua lembaga tersebut. 

Menurut Suswono, sebuah lembaga survei itu harus berjalan sesuai dengan kaidah dan kode etik.

"Ada etikanya, ada kode etiknya. Kita tunggu saja setelah dipanggil, siapa yang sebetulnya melakukan kebohongan, intinya begitu," ucap Suswono. Cawagub dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini sepenuhnya menyerahkan ke Persepi apabila hasil survei tersebut ditemukan pelanggaran kode etik. "Ya itu nanti Persepi (yang tentukan) melanggar kode etik. 

Pasti ada ditegur atau diberi peringatan atau mungkin apakah kayak model IDI gitu ya, bisa dicabut izin misalnya sebagai survei yang tidak layak," jelasnya. "Kita intinya sekali lagi serahkan ke lembaga yang punya kewenangan untuk itu," tambah dia. 
Sebelumnya diberitakan, Persepi bakal memanggil Lembaga Survei Indonesia (LSI) dan Poltracking merespons hasil survei kedua lembaga terkait elektabilitas calon gubernur dan calon wakil gubernur Pilkada Jakarta 2024 yang menunjukkan perbedaan signifikan kendati digelar dalam waktu hampir bersamaan. "Pertama, meminta penjelasan mengapa (hasil survei) mereka berbeda," kata anggota Dewan Etik Persepi Saiful Mujani saat dikonfirmasi Kompas.com, Jumat (25/10/2024). Jika dari pemanggilan tersebut survei yang dilakukan kedua pihak ternyata tidak sesuai kaidah, Dewan Etik Persepi akan melakukan audit forensik.

"Kalau penjelasan mereka menurut kaidah-kaidah SOP survei tidak cukup meyakinkan, maka berikutnya adalah Dewan Etik dibantu oleh tim pengurus Persepi bakal melakukan audit forensik," ujar Saiful. Jika audit forensik tidak juga menjawab perbedaan tersebut, kata Saiful, akan dilakukan survei ulang. Survei ulang bakal dilakukan oleh Persepi dengan melibatkan kedua lembaga survei. "Dan dari sana untuk memastikan kenapa itu terjadi. Tiga tahap tersebut kami yakin menjawab mengapa terjadi perbedaan," tambah Saiful. (red.z)

Posting Komentar

0 Komentar