SIDOARJO, tjahayatimoer.net – Bagi banyak anak, bermain dan belajar dengan nyaman merupakan bagian dari masa kecil. Namun, nasib berbeda dialami oleh Safullah, bocah berusia 8 tahun, murid SDN Gebang 2, yang tinggal di Kampung Pucu'an, Kelurahan Gebang, Kecamatan Sidoarjo.
Sejak usia dini, Safullah telah memikul tanggung jawab besar. Ia harus bekerja keras mencari nafkah demi merawat dan menghidupi sang ayah yang sudah lanjut usia. Sepulang sekolah, alih-alih bermain seperti anak-anak seusianya, Safullah harus mencari ikan di tambak.
"Kadang dapat Rp 50 ribu sampai Rp 70 ribu kalau beruntung. Tapi tidak pasti, karena panen tambak tidak setiap hari," ujar Safullah, Selasa (22/10/2024).
Mencari Ikan dan Berjuang demi Ayah
Berbeda dengan pemancing biasa, Safullah tidak menggunakan jaring atau pancing. Ia memanfaatkan ikan-ikan sisa di tambak setelah pemiliknya memanen. Uang hasil penjualannya ia serahkan kepada ayahnya yang kini berusia 75 tahun, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti membeli beras dan lauk.
"Saya tinggal hanya berdua dengan bapak. Ibu saya di Pasuruan bersama kakak, jarang sekali datang ke sini," jelasnya.
Selain mencari ikan, Safullah kerap bekerja serabutan. Ia membantu membuat plengsengan tambak dan menjadi kuli bangunan jika ada pemilik tambak yang membutuhkan tenaga. "Yang penting bisa dapat uang buat bapak," tuturnya.
Cita-Cita Jadi Pembalap
Meski hidupnya penuh tantangan, Safullah masih menyimpan impian besar. Ia bercita-cita menjadi pembalap motor seperti Valentino Rossi. Bagi Safullah, Rossi adalah sosok idola yang memesona, meskipun sang legenda Italia telah pensiun.
"Motornya bagus. Saya ingin jadi pembalap seperti dia," harap Safullah.
Karena tidak memiliki televisi di rumah, Safullah sering menonton aksi "The Doctor" di rumah tetangga.
Kampung Pucu'an, Daerah Terpencil di Sidoarjo
Kampung Pucu'an, tempat Safullah tinggal, merupakan wilayah pertambakan terpencil yang masih berada di Kelurahan Gebang. Dusun ini berjarak sekitar 15 kilometer dari pusat Kota Sidoarjo. Akses menuju Pucu'an cukup sulit, terutama saat musim hujan, karena jalan yang ada merupakan pematang tambak yang mudah becek.
Banyak penduduk di Kampung Pucu'an bekerja di sektor perikanan. Kampung ini awalnya terbentuk dari pemukiman para penjaga tambak yang kini menjadi warga tetap di sana. Selain akses darat yang terbatas, warga juga sering menggunakan transportasi air berupa perahu untuk mobilitas sehari-hari.
Harapan Akan Kehidupan yang Lebih Baik
Di tengah perjuangannya, Safullah berharap bisa mendapatkan kehidupan yang lebih baik, seperti impian semua anak seusianya. Meski hidupnya berat, bocah ini tetap berusaha menjalani hari-harinya dengan penuh semangat dan cinta kepada ayahnya.
"Yang penting bapak bisa makan, saya senang," ucap Safullah, mengakhiri ceritanya dengan senyum.(Red.AL)
0 Komentar