Israel Tegaskan Tekanan Terhadap Hizbullah dengan Serangan Intens dan Ancaman Terbaru

 



Jakarta,   tjahayatimoer.net – Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, memberikan peringatan keras kepada Naim Qassem, pemimpin baru Hizbullah, terkait posisinya yang baru diangkat. Gallant menyatakan bahwa penunjukan Qassem sebagai pengganti Hassan Nasrallah, yang tewas dalam serangan Israel, hanya bersifat sementara.

"Itu pengangkatan sementara. Tidak akan lama," tulis Gallant dalam unggahan di media sosial X, disertai foto Naim Qassem.

Dalam pesan terpisah pada Rabu (30/10/2024), Gallant mengisyaratkan langkah selanjutnya dengan menyebut bahwa "hitungan mundur telah dimulai." Peringatan ini disampaikan setelah kunjungannya ke komando utara militer Israel pada Selasa (29/10), di mana ia menegaskan bahwa Israel berhasil melemahkan kapasitas persenjataan Hizbullah secara signifikan.

Kemunduran Kapasitas Roket Hizbullah

Gallant mengklaim bahwa persediaan roket Hizbullah kini hanya tersisa sekitar 20 persen dari total sebelumnya. “Roket mereka tidak lagi terorganisir dengan baik untuk diluncurkan,” ujarnya. Menurut laporan militer Israel, Hizbullah menembakkan 60 proyektil hingga pukul 15.00 waktu setempat pada hari Selasa.

Dalam beberapa minggu terakhir, Hizbullah dilaporkan meluncurkan hingga 200 roket per hari ke wilayah Israel. Namun, serangan udara Israel berhasil menghancurkan sejumlah fasilitas produksi dan penyimpanan senjata Hizbullah di Lebanon.

Penguasaan Sepanjang Perbatasan dan Dampaknya di Wilayah

Gallant juga menyebut bahwa militer Israel telah berhasil mendorong mundur Hizbullah dari desa-desa di sepanjang perbatasan utara dan menghancurkan infrastruktur mereka. "Ini menciptakan realitas baru di Lebanon dan kawasan sekitarnya," tambahnya.

Sebelum konfrontasi terbaru ini, para analis memperkirakan Hizbullah memiliki sekitar 150.000 roket dan persenjataan canggih, termasuk rudal antitank, antipesawat, dan rudal balistik yang dapat mencapai wilayah jauh di dalam Israel. Konflik di perbatasan utara meningkat setelah serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023, yang memicu eskalasi di berbagai front.

Gallant menegaskan komitmen Israel untuk terus menekan Hizbullah, dengan ancaman dan operasi militer yang dirancang untuk mengguncang kepemimpinan barunya dan mengubah keseimbangan kekuatan di kawasan tersebut.(Red.AL)

Posting Komentar

0 Komentar