Waspada! Kucing Liar Rentan Tularkan Rabies dan Leptospirosis, Ini Penjelasan Dokter Hewan

 


Surabaya, tjahayatimoer .net  – Pertumbuhan populasi kucing liar di masyarakat perlu diwaspadai, mengingat beberapa penyakit seperti rabies dan leptospirosis dapat ditularkan oleh hewan berbulu ini kepada manusia. 

Menanggapi masalah ini, Persatuan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) Cabang Jawa Timur X mengadakan program kastrasi kucing gratis pada 28 September 2024.

Ketua PDHI Jatim Wilayah X, drh Muhammad Ilham Akbar Husni, menjelaskan bahwa kastrasi sangat penting, terutama untuk kucing liar. Selain membantu menjinakkan kucing, tindakan ini juga bertujuan untuk menekan angka populasi yang terus meningkat.

Menurut drh Ilham, pertumbuhan populasi kucing di seluruh Jawa Timur sangat signifikan dan dapat menjadi ancaman bagi kesehatan masyarakat. 

“Setiap tiga bulan sekali kan kucing bereproduksi. Setahun bisa 2-3 kali. Bayangkan saja itu setiap tahun pasti otomatis meningkat. Kalau tidak ditekan dengan cara seperti ini, khawatirnya semakin liar,” urai Ilham.

Upaya menekan populasi itu menurutnya juga bertujuan mencegah penularan penyakit.

Selain rabies, menurutnya penyakit zoonosis lainnya seperti leptospirosis dan toksoplasmosis juga berpotensi menjangkit kucing. Sayangnya, dua penyakit itu banyak dilupakan oleh pemilik atau masyarakat.

“Toksoplasma biasanya dari kucing liar kan rawan, telurnya bisa menempel di bulu waktu kita pegang-pegang, kemudian lupa cuci tangan waktu mau makan, otomatis masuk (ke tubuh manusia, ,” beber Ilham.

Sedangkan leptospirosis kerap kali merebak di musim penghujan. Kucing liar kerap kali memburu tikus yang menjadi pembawa bakteri leptospira.

“Jadi kalau pas menggigit tikus, tikusnya itu pas terinfeksi leptospira, otomatis menular,” tandasnya sembari mengimbau masyarakat mewaspadai potensi penyakit tersebut di musim peralihan ini.

Namun begitu, menurutnya hingga saat ini belum ada temuan kasus penyakit leptospirosis di Kota Kediri. Pun dengan penyakit zoonosis lainnya seperti rabies.

“Kalau untuk rabies Jawa Timur masih bebas rabies. Tapi lingkungan sekitar kita, terutama di perbatasan Bali itu kan belum bebas. Kita nggak tahu juga lalu lintasnya bagaimana,” terangnya saat ditemui di acara Rabies Day 2024 oleh PDHI Cabang Jawa Timur X kemarin.

Pantauan media ini, sedikitnya ada 50 dokter hewan yang melakukan kebiri total 72 kucing. Kastrasi gratis yang digelar PDHI Jatim X kemarin sekaligus merupakan yang pertama di ruang publik.

“Kegiatan ini untuk membantu program pemerintah dalam pencegahan rabies. Juga untuk menekan populasi jumlah kucing liar yang semakin banyak,” kata Ketua PDHI Jatim Wilayah X drh Muhammad Ilham Akbar Husni ditemui di Dhoho Plaza kemarin.

Untuk diketahui, biasanya biaya kastrasi reguler berkisar Rp 400 ribu hingga Rp 800 ribu. Karenanya, begitu ada sterilisasi atau kebiri gratis, masyarakat langsung antusias. Apalagi, kucing-kucing itu juga divaksin rabies dan diperiksa kesehatannya.

“Alhamdulillah antusiasmenya cukup tinggi. Di hari kedua setelah kita umumkan, sudah full ,” bebernya.

Terpisah, kastrasi dan vaksinasi gratis itu juga disambut baik oleh masyarakat. Arti, perempuan asal Desa Sukorejo, Kecamatan Gurah itu tak ingin ketinggalan memboyong kucingnya ke Dhoho Plaza kemarin (28/9).

“Wah senang sekali bisa steril gratis. Uangnya bisa buat beli pakan. Kucing saya kan ada delapan di rumah,” katanya semringah.

Dengan program kastrasi gratis ini, PDHI berharap dapat memberikan solusi yang efektif untuk mengendalikan populasi kucing liar dan mengurangi risiko penularan penyakit.   (Red.N)


Posting Komentar

0 Komentar