3 Tradisi Unik Malam 17 Agustus di Jawa Timur

 


  tjahayatimoer.net - Malam 17 Agustus adalah malam yang sangat spesial bagi masyarakat Indonesia. Pada malam ini, berbagai tradisi unik diadakan oleh masyarakat untuk menyambut Hari Ulang Tahun Republik Indonesia yang tercinta.

Di Jawa Timur, tradisi-tradisi ini begitu kuat melekat, sehingga tidak mengherankan jika pada Jumat (16/8/2024) malam atau Sabtu malam 17 Agustus 2024 nanti akan ada banyak jalan atau gang-gang yang akan ditutup oleh warga. Hal ini karena mereka biasanya menggelar berbagai kegiatan tradisional seperti Barikan dan Tirakatan di jalanan.

Beberapa tradisi yang biasa dilakukan di Jawa Timur pada malam 17 Agustus antara lain Tirakatan, Barikan, dan tidur di tenda.

1. Menginap di Tenda

1

Ada tradisi yang unik dilakukan oleh masyarakat Jawa Timur pada malam 17 Agustus, yaitu menginap di tenda. Tradisi ini dijalankan sejak 2021. 

Pada tahun 2017, warga Dusun Daleman, Desa Japan, Kecamatan Sooko, Mojokerto, mendirikan 45 tenda di sepanjang jalan depan rumah mereka. Mereka bermalam di tenda-tenda tersebut pada malam Hari Kemerdekaan.

Tradisi ini tidak hanya melestarikan semangat gotong royong, tetapi juga bertujuan untuk menghilangkan rasa individualisme di antara warga. Dalam kehidupan sehari-hari, interaksi antarwarga seringkali berkurang karena kesibukan masing-masing. Dengan bermalam di tenda, mereka memiliki kesempatan untuk berbincang dan berinteraksi lebih akrab.

2. Barikan

2

Melansir informasi dari situs resmi Kemdikbud, di Jawa Timur terdapat tradisi yang dikenal dengan nama Barikan. Ada yang mengatakan bahwa kata "barik" berasal dari bahasa Arab yang berarti berkah, sementara ada juga yang menghubungkannya dengan bahasa Jawa Kuno yang berarti baris.

Barikan biasanya diadakan pada malam 17 Agustus, atau malam menjelang Hari Ulang Tahun Republik Indonesia. Warga akan berkumpul di persimpangan jalan atau di jalanan kampung, duduk di atas tikar sambil membawa makanan.

Makanan yang dibawa bervariasi, mulai dari buah-buahan, kue, hingga nasi, tergantung pada kesepakatan bersama.

Tradisi Barikan juga sering dipadukan dengan kegiatan keagamaan dan seni budaya. Acara ini menjadi momen untuk mengungkapkan rasa syukur atas kemerdekaan Indonesia. Lagu kebangsaan Indonesia Raya juga dilantunkan sebagai bentuk cinta terhadap Tanah Air.

Di Jawa Timur, tradisi Barikan tetap lestari, terutama di wilayah Malang Raya dan sekitarnya. Selain itu, ada juga beberapa daerah yang mengadakan Barikan di luar perayaan Hari Kemerdekaan, seperti di Kediri, di mana tradisi Barikan dilakukan untuk menyambut Tahun Baru Islam. 

3. Tirakatan

Jika di Malang terkenal dengan tradisi Barikan pada malam 17 Agustus, warga di Surabaya dan sekitarnya lebih mengenal tradisi Tirakatan. Biasanya, mereka berkumpul di jalan untuk berdoa bersama dan menikmati hidangan bersama.

Menurut informasi yang diambil dari situs resmi Wonderful Indonesia milik Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Tirakatan adalah salah satu tradisi yang terkenal di Jawa.

Tidak ada ketentuan yang mengikat dalam pelaksanaan Tirakatan. Setiap daerah umumnya memiliki cara sendiri dalam menyusun acara, seperti pembacaan puisi, mengenang jasa para pahlawan, mengheningkan cipta, berdoa bersama, dan diakhiri dengan makan bersama seluruh warga.

Banyak warga yang telah mengadakan lomba Agustusan sebelumnya, sehingga malam Tirakatan juga menjadi kesempatan untuk memberikan hadiah kepada pemenang lomba.

Di Surabaya, Tirakatan sangat dikenal luas. Pada malam Hari Kemerdekaan, banyak jalan di kampung-kampung dan gang-gang yang ditutup oleh warga. Mereka berkumpul di jalan untuk berdoa dan menikmati makan bersama.(Red.AL)

Posting Komentar

0 Komentar