Kediri, tjahayatimoer.net - Salah satu pembudidaya ikan lele di Desa Pelem adalah Purnadi. Sedikitnya, dia sudah sepuluh tahun ini menggeluti usaha tersebut. Menurutnya, budidaya lele relatif mudah untuk dilakukan. “Usaha pembibitan lele ini adalah usaha yang bisa ditinggal-tinggal. Jadi lebih santai,” ujar Purnadi.
Tidak hanya dalam urusan memberi makan. Kebersihan kolam juga relatif tidak menjadi soal. “Sebenarnya lele itu malah tidak harus terlalu bersih kolamnya. Nah ini sangat menguntungkan pemilik,” kata pria yang sebelumnya menjadi tukang servis alat-alat elektronik ini.
Hingga saat ini Purnadi memiliki 15 kolam untuk pembibitan lele. Setiap kolam berukuran 2x3 meter itu bisa menghasilkan bibit lele sekitar 40 ribu ekor. “Saya pisahkan masing-masing ukuran bibit. Ada yang 4 cm dan 5 cm,” ungkapnya.
Suka dan duka menjadi pembudidaya ikan lele sudah banyak dirasakan Purnadi. Sukanya, budidaya tidak rumit. Namun, dukanya yaitu harga jual lele tidak bisa diprediksi.
Purnadi menyatakan bahwa harganya bervariasi sesuai dengan ukuran bibit lele. Meskipun begitu, dia mengaku senang dan bangga dengan usahanya tersebut. Dalam sekali transaksi, Purnadi bisa menjual hingga ratusan ribu ekor.
Banyak warga Desa Pelem menjadi pelaku UMKM. Salah satunya adalah Siti Rahayu. Dia dikenal karena usaha pembuatan keripik tempe sagu. Meski masih relatif kecil, usaha Siti patut diacungi jempol. Pasalnya, dia tetap mengikuti perkembangan zaman.
Pemasaran keripik tempe sagu tersebut melalui online. “Kalau saya yang buat. Tapi yang memasarkan ya anak saya lewat online,” cerita Siti.
Usahanya itu merupakan hasil dari kesukaanya untuk selalu mencoba dan bereksperimen. “Memang saya suka mencoba-coba resep. Hingga jadilah keripik tempe sagu ini,” ungkapnya.
Cara membuatnya termasuk mudah. Siti biasa membeli tempe yang sudah jadi. Tempe tersebut lantas dicampur dengan tepung sagu dan ragi. Setelah itu dimasukkan ke dalam plastik dan ditutup rapat. “Tinggal menunggu hingga satu hari untuk proses fermentasi,” paparnya.
Untuk saat ini, Siti hanya membuat jika ada pesanan saja. Selain di luar pesanan online, tentu Siti juga menerima pesanan biasa. “Kalau pesanan lewat online kan nanti ongkirnya dibayar oleh pembeli sendiri,” kata Siti. Satu bungkus keripik tempe sagu dengan berat satu ons dibanderol dengan harga Rp 5.000.(Red.AL)
0 Komentar