Pemkot Kediri Targetkan TPST Beroperasi Akhir Tahun 2024

  


Kediri,   tjahayatimoer.net  - Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) yang akan menggantikan peran Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Klotok ditargetkan bisa beroperasi akhir tahun ini. Pasalnya, TPA 1 dan 3 yang saat ini menjadi zona aktif sudah overload. Lokasi pembuangan sampah di Kelurahan Pojok, Mojoroto itu juga terkena proyek Jalan Tol Kediri-Tulungagung (Ki Agung).

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Kediri Chevy Ning Suyudi mengatakan, akan ada pengembangan dari konsep TPA pengganti 1 dan 3 itu. Bahkan, konsep yang akan diterapkan tidak lagi TPA yang berbasis sanitary landfill. Melainkan diubah menjadi tempat pengolahan sampah terpadu (TPST).

Saat ini, rata-rata sampah yang masuk ke TPA tiap harinya mencapai 140 ton. Untuk mengubah itu sepenuhnya memang tidak mudah. “Maka nanti kita masih mengadopsi sanitary landfill tapi pelan-pelan kita ke TPST,” ujarnya.

Pemkot dan rekanan, menurut Chevy juga tengah menyiapkan teknologi yang dibutuhkan. Nantinya, TPST yang baru itu akan menjadi wajah baru pengganti TPA 1 dan TPA 3 yang terdampak jalan tol.

“Kalau tidak ada hambatan, mudah-mudahan bulan depan sudah mulai (pembangunan TPST, Red),” tandasnya sembari menyebut, tempat pengolahan sampah utama warga Kota Kediri itu ditargetkan sudah bisa beroperasi pada akhir tahun ini.

Hal itu juga menimbang kondisi TPA 1 dan 3 yang overload. Jika tidak segera dibuat terobosan baru, diperkirakan TPA benar-benar tidak bisa lagi menerima sampah di penghujung tahun ini.

Terpisah, Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Kebersihan, dan Pertamanan (DLHKP) Kota Kediri Imam Muttakin mengatakan, Kota Kediri saat ini sangat membutuhkan upaya pengurangan produksi sampah. Yakni dengan mereduksi timbulan sampah yang masuk ke TPA.

“Karena kondisi TPA kita sekarang sudah overload. Makanya kita sekarang betul-betul menggalakkan agar tidak semua timbulan sampah yang ada di Kota Kediri semuanya masuk ke TPA,” ujarnya.

Salah satu upaya mengurangi timbulan sampah itu menurutnya melalui optimalisasi bank sampah. Menurut Imam, bank sampah yang aktif saat ini hanya sekitar 70 unit. Sedangkan total data yang dimiliki pihaknya mencapai 150 bank sampah.

“Rencananya memang kita mau mengaktivasi bank sampah yang selama ini sudah tidak aktif lagi,” sambungnya sembari menyebut, ratusan bank sampah itu ditargetkan aktif kembali mulai tahun ini.

Melalui bank sampah yang saat ini masih aktif, menurutnya sudah bisa mengurangi 3 – 5 persen timbulan sampah yang masuk ke TPA. “Makanya kita berharap dengan aktivasi seluruh bank sampah, bisa lebih meningkatkan pengurangan sampah yang masuk ke TPA,” sambungnya.

Lebih jauh Imam menyebut, beberapa masyarakat pengelola bank sampah sempat menyampaikan keluhan. Di antaranya terkait harga di pengepul yang bervariasi. Hal itu pula yang menjadi catatan bagi Pemkot Kediri saat ini.

“Sehingga perlu adanya semacam bank sampah induk yang harga itu semuanya standar. Nantinya semua masuk ke bank sampah induk dan dia yang menentukan harganya,” tandasnya sembari menyebut, dengan begitu harga bisa stabil. (Red.AL)

Posting Komentar

0 Komentar