tjahayatimoer.net - Wajah lima gadis belia ini bersinar bahagia. Senyum yang terus mengembang di bibir menjadi penguatnya. Hal yang sangat wajar karena para penari dari SMA Negeri 8 Kota Kediri ini baru saja mendapatkan sesuatu yang membanggakan. Memenangkan kejuaraan tari yang digelar dalam School Contest XVI GenZverse:Beyond Creativity beberapa waktu lalu. Khususnya di ajang traditional dance competition.
“Sempat kaget dapat juara. Karena baru pertama kali ikut lomba,” cetus Hannum Nadevi Amelia, mewakili teman-temannya.
Grup ini bernama Sekar Armadela. Berisi lima penari. Selain Hannum, ada juga Sukma Nur Afiyana, Dhea Indah Sari, Naiva Avriliana Pradinata, dan Natasya Risqi Ramadhani. Di hadapan dewan juri, mereka menampilkan tari berjudul Barbarong.
“Gerakan-gerakannya terinspirasi dari kesenian jaranan,” jelas Andina Wuri, guru sekaligus pembimbing ekstra-kurikuler seni tari.
Yang patut diacungi jempol, tari ini benar-benar kreasi asli tim Sekar Armadela. Mereka ciptakan bekerja sama dengan Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta. Gerakannya terbilang sulit. Membuat para penari harus berlatih ekstra. Tak hanya lututnya yang lecet, celana pun sempat robek.
Toh, mereka sempat minder ketika berlaga di Convention Hall SLG Jumat malam (19/7). Tak membayangkan bisa meraih nilai tertinggi. Ketika nama kelompoknya tak disebut hingga peringkat kedua, mereka pun bersiap meninggalkan tempat.
“Kami sudah pesimistis. Sudah berencana pulang,” kenang Hannum.
Tapi, cerita jadi lain ketika mereka hendak beranjak meninggalkan tempat acara. Ketika MC menyebut nama mereka. Para penari ini pun bersorak kegirangan. Adalah Naiva yang berteriak paling keras. Kemudian mewakili rekan-rekannya menerima plakat dan piala di panggung.
Hal serupa juga dirasakan X-Team, grup tari dari SMAN 7 Kota Kediri yang tampil di Modern Dance Competition. Tim berisi Aisyah Putri Fadilla, Herida Syaluna Purnamasari, Revina Alfiana Nurfadila, Feriska Faza Hanifa, dan Martina Chandra Eka ini juga menjadi juara. Prestasi yang lebih baik dibanding tahun sebelumnya.
“Tahun lalu kami peringkat ketiga,” kata Revina, ketika ditemui di sekolah.
Tahun ini, X-Team mengangkat tema Moana, tokoh kartun yang popoler dan pernah diangkat ke layar lebar. Keselarasan antara koreografi, musik, kostum dan aksesoris tersaji dengan sangat total.
“Alasan kami pilih konsep itu karena karakter Moana yang sudah jelas penggambarannya. Jadi tidak bingung memilih kostum,” jelasnya. Selain itu, tema Moana memudahkan mereka dalam memadukan lagu bergenre Afro-pop.
Namun, tetap saja mereka harus bekerja keras dalam mempersiapkan diri. Waktu berlatih butuh satu setengah bulan. Membuat mereka harus menyesuaikan waktu belajar.
“Biasanya, minta dispensasi saat pelajaran jam terakhir. Juga berlatih ketika libur,” terang Revina.
Persiapan yang tergolong lama karena ada beberapa part yang sulit. Terutama karena nge-beat dan butuh power.
Yang menarik, mereka membuat sendiri kostum untuk pentas atau istilahnya do it your self (DIY). Memadukan pakaian beli jadi dengan kreasi sendiri. Bahkan, dayung yang digunakan Moana mereka bikin dari kardus.(Red.AL)
0 Komentar