tjahayatimoer.net - Wakil Ketua Komisi VIII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI) Marwan Dasopang mengatakan bahwa pihaknya akan berkomitmen merekomendasikan kepada komisi lain, seperti Komisi VI, agar haji tidak hanya dilihat sebagai ibadah, tetapi juga sebagai sumber potensi ekonomi yang signifikan bagi masyarakat Indonesia. “Jangan sampai nilai ekonomi (dari perjalanan) jemaah haji Indonesia justru dinikmati negara lain,” ujar Marwan yang juga anggota Tim Pengawas Haji (Timwas) DPR RI dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Rabu (12/6/2024). Pernyataan tersebut disampaikan Marwan setelah melakukan inspeksi mendadak (sidak) pelayanan jemaah haji, salah satunya katering untuk jemaah di Al Ahmadi dan Subul.
Saat melakukan sidak tersebut, Timwas DPR RI mengungkapkan temuan yang mengejutkan terkait sejumlah merek asli Indonesia yang diklaim dan diproduksi oleh negara lain. Merek-merek ini termasuk Rojo Lele untuk tepung, Pandan Wangi untuk beras, dan beberapa merek lainnya, dengan bahan baku dari Thailand. Marwan menegaskan bahwa klaim merek asli Indonesia oleh negara lain merupakan upaya menghindari aturan penggunaan bahan baku lokal untuk katering jemaah haji Indonesia. Hal tersebut, kata dia, memunculkan pertanyaan tentang kepatuhan terhadap keputusan DPR RI yang menetapkan penggunaan produk lokal untuk katering."Karena sudah membuat keputusan dan ketentuan harus bahan baku Nusantara, maka pihak lain mencaplok merek Nusantara. Saya kira ini merupakan kealpaan atau ketidakmampuan Menteri Perdagangan (Mendag)," ucap Marwan. Selain itu, Timwas DPR RI juga mengungkapkan bahwa sebagian besar bahan baku untuk katering haji asal Indonesia masih diekspor. Hanya kerupuk yang berasal dari Indonesia, sementara beras dan tepung sagu masih diimpor dari Thailand. Hal ini menimbulkan pertanyaan karena Indonesia sebenarnya dikenal sebagai produsen sagu terbesar di dunia.(red.Al)
0 Komentar