Ini Batik Kinnara Kinnari Banyuwangi yang Sarat Nilai Buddhis

 


KEDIRI , tjahayatimoer.net- Sektor kreatif industri batik di Banyuwangi terus tumbuh dengan beragam jenis dengan motif. Batik itu tetap melestarikan warisan motif khas Banyuwangi di mana hampir setiap desa di Banyurangi terdapat industri batik dengan ide-ide kreatif motif yang beragam.

Salah satunya batik Kinnara Kinnari. Industri batik produksi ibu-ibu Buddhis yang tergabung dalam kelompok Panca Vihara di Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran itu mengusung motif filosofi ajaran Buddha. Seperti corak Roda Dhamma, Daun Bodhi, Teratai, dan sebagainya.

"Awalnya kami mendapat pelatihan membatik di Wihara tempat kami melakukan pujadharma. Dari sana kami tercetus ingin membuat usaha batik bersama," ujar Indah Yuswaningtyas, salah satu penggagas Panca Vihara saat dikunjungi Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, Kamis (27/6/2024).

Indah menceritakan bahwa usaha batik itu dimulai sejak 2020 dengan melibatkan banyak perempuan Buddhis dari desa setempat. Kinnara Kinnari diambil dari nama Dewa Dewi Keharmonisan.

"Harapannya ini bisa membawa berkah dan kebaikan bagi semuanya," ungkapnya.

Sejak berdiri mereka konsisten mengangkat corak-corak Buddhis dalam karya mereka. Menurut mereka ini adalah cara untuk terlibat dalam menghidupkan ajaran Buddha.

Berjalan 3 tahun, kelompok ini telah memproduksi sedikitnya 25 corak yang mengombinasikan batik tradisional Banyuwangi dengan motif Buddhis. Batik produksi mereka telah merambah pasar nasional melalui penjualan online. Per lembar kain batik dibanderol seharga Rp 135 ribu- Rp 150 ribu.

"Jika ditotal sudah ribuan yang terjual. wihara-wihara dari seluruh Indonesia sudah pernah memesan batik Buddhis kami," ungkap Indah.

Bupati Ipuk mengapresiasi kelompok perempuan Buddhis itu. Menurut Ipuk selain sebagai dharma mereka usaha batik Buddhis menjadi instrumen pemberdayaan ekonomi, khususnya bagi kaum perempuan.

"Ini salah satu upaya peningkatan kemandirian ekonomi. Ibu-ibu rumah tangga diberdayakan menjadi perajin batik sehingga memilki penghasilan untuk menambah pendapatan keluarganya," kata Ipuk.

Dalam kesempatan itu Ipuk juga menyerahkan surat rekomendasi untuk memfasiltasi pengurusan hak kekayaan intelektual (HKI) produk batiknya. Hal ini untuk memperoleh perlindungan secara hukum atas karya mereka.

"HKI penting agar produk yang kita buat tidak diakui oleh pihak lain. Dengan HKI, daya saing dan jangkauan pasar juga lebih meningkat," tambah Ipuk.(red.i)


Posting Komentar

0 Komentar