Kediri, tjahayatimoer.net - Hari kedua di Balikpapan, Kaltim Jumat (7/6). Tidur rasanya tak nyenyak. Rasa penasaran dengan IKN membuncah. Terlebih, di sini satu jam lebih cepat. Segala sesuatu tentu dimulai lebih dulu.
Perjalanan ke tempat baru selalu membawa rasa ingin tahu. Menuju IKN bisa direngkuh dengan perjalanan darat. Kami memilih rute tol Balikpapan-Samarinda (Balsam).
Medan menuju IKN belum sepenuhnya mulus. Terutama saat sudah memasuki Kecamatan Sepaku. Sebuah kecamatan di PPU yang menjadi lokasi IKN. Ada yang bergelombang. Ada yang rusak. Ada pula yang masih tanah.
Untuk itu perlu armada yang memadai. Kami memutuskan menyewa armada Innova Reborn. Selain tangguh, armada ini sudah teruji di medan sana. Hanya saja, kami perlu merogoh kocek Rp 1,4 juta untuk kurun waktu 12 jam.
Kami mengawali rute menuju Kaltim Post terlebih dahulu. Saya ditemani oleh Nugroho Pandu Cahyo, wartawan senior sekaligus redaktur bisnis di Kaltim Post.
Setelahnya kami langsung tancap gas. Kami naik di gerbang tol Karang Joang KM 13. Perjalanan mulus. Maklum jalur cepat. Tak butuh waktu lama kami turun di exit tol Samboja KM 33, Kutai Kartanegara.
Perjalanan berlanjut lewat jalur arteri. Kami lantas memasuki kawasan hutan Meratus. Sepanjang 30 kilometer kami susuri jalanan berliku. Hingga akhirnya kembali berjumpa permukiman penduduk di Sepaku.
Di sini, suasana pengembangan wilayah penunjang IKN sudah sangat terasa. Seperti keberadaan Bendungan Sepaku Semo yang baru saja diresmikan Presiden Joko Widodo awal pekan kemarin. Bendungan ini digadang-gadang bakal menyuplai kebutuhan air di IKN kelak.
“Ini akan jadi sumber air baku bagi air minum di Ibu Kota Nusantara dan sebagian untuk kota Balikpapan,” tutur Presiden Jokowi, bendungan ini memiliki daya tampung 16 juta meter kubik. Luas genangan mencapai 322 hektare. Proyek ini telah menelan biaya pembangunan capai Rp 836 miliar.
Kami kembali melanjutkan perjalanan. Memasuki kawasan ring dua IKN, kendaraan proyek mulai banyak berlalu lalang. Tak ayal, debu mulai berhamburan di udara.
Di ring satu IKN, jalanan mulai terasa menantang. Jalur tanah dengan latar hutan khas Borneo menjadi pemanis perjalanan. Deretan kerangka bangunan super megah mulai terlihat. Sebut saja bakal Mabes Polri, RS Hermina, Rusun ASN dan banyak lagi lainnya.
Memasuki jantung IKN, kami harus sedikit putar otak. Menyusun kembali strategi. Pasalnya, kawasan ring satu tertutup untuk umum. Tidak sembarangan orang bisa masuk. Tak hanya karena sedang mengebut pengerjaan. Itu juga karena Jokowi baru saja datang mengecek ke sana.
Tapi kami tidak patah semangat. Beruntung, kawan dari Kaltim Post memiliki nyali besar. Ditambah Rizal Halit, 35, driver kami sudah hafal dengan lokasi. Maklum, dia sudah sering membawa tamu kenegaraan ke IKN.
Kami jadi bisa mencoba peruntungan. Merangsek perlahan memasuki inti dari IKN. Hingga akhirnya bakal Istana Presiden di IKN itu terlihat dari kejauhan. Sontak, ada perasaan bangga dan takjub di dada. Bisa mencapai titik ini bukan perkara sepele. "Biasanya di depan sudah di stop. Tidak bisa masuk lagi kalau bukan tamu negara atau orang proyek," ujar Rizal.
Dari kejauhan, kami berusaha memotret istana dengan Garuda raksasa di belakangnya. Meski tak bisa lagi mendekat, kami sudah sangat bersyukur. Perjalanan ini tidak sia-sia. Selamat datang IKN.(red.Al)
0 Komentar