Tasikmalaya, tjahayatimoer.net - SEJUMLAH petani di wilayah Tasikmalaya, Jawa Barat, mengeluhkan hasil panen anjlok selama musim panen tahun ini. Anjloknya hasil panen disebabkan tanaman padi mereka yang terserang hama wereng dan burung pipit. Penurunan gabah yang terjadi menyebabkan harga beras masih merangkak naik di pasaran.
Seorang petani Kecamatan Tawang, Darmin, 60, mengatakan, garapan lahan sawah seluas 100 bata hanya mendapatkan hasil panen kurang dari 2 kuintal dan biasanya bisa di luas lahan bisa mencapai 8 kwintal. Namun, untuk panen sekarang ini hasilnya memang sangat minim karena terserang hama wereng, tikus dan kurang suplai air dibandingkan di wilayah lainnya dekat dengan aliran sungai.
"Hujan yang terjadi beberapa hari tidak merata hingga menyebabkan kekurangan suplai air di areal persawahan. Karena, padi yang ditanam tidak tumbuh secara normal ditambah adanya serangan hama berupa burung, wereng yang memakan butir padi dan hasil panen anjlok," katanya, Jumat (31/5).
Ia mengatakan, serangan hama burung dan hama wereng serta kekurangan suplai air ke areal persawahan telah menyebabkan hasil panen anjlok, karena butir yang tumbuh tidak banyak dan banyak biji hampa. Akan tetapi, beberapa upaya sudah dilakukan tetapi serangan hama burung dan wereng malah makin banyak memakan butir.
"Kami sudah berupaya memasang jaring yang ada di areal persawahan termasuknya lonceng (kaleng bekas) berisi batu, plastik diikat tetapi serangan hama masih terjadi. Namun, upaya lainnya dilakukan dengan menjaring burung di persawahan hingga penyemprotan tapi tetap saja tidak tertanggulangi," ujarnya.
Sementara itu, Ketua DPW Gerakan Petani Mandiri Indonesia wilayah Jawa Barat, Yuyun Suyud mengatakan, hasil produksi padi pada musim panen kuartal dua anjlok dan selama ini hanya menghasilkan di bawah 40% yang disebabkan dari serangan hama burung dan hama wereng coklat. Namun, serangan itu menyebabkan buah padi mau berisi menjadi hampa dan menjadikan hasil panen anjlok.
"Faktor cuaca yang terjadi sekarang membuat serangan hama wereng susah diprediksi dan sulit diantisipasi, ditambah musim tanam minimnya pengairan dimana banyak lahan sawah yang tidak teraliri air secara sempurna. akan tetapi, anjloknya hasil panen yang terjadi sekarang disebabkan adanya serangan hama burung, hama wereng hingga hasilnya tidak maksimal," pungkasnya.(red.Al)
0 Komentar