Tingkatkan Kualitas Kopi Sumatera, Starbucks Farmer Support Center Bantu Edukasi Petani Lokal



SUMATERA,  tjahayatimoer.net  - Memastikan ketersediaan kopi berkualitas pada masa mendatang tidak bisa dilakukan hanya dalam satu malam.  Persiapannya perlu dimulai sedini mungkin, mulai dari menanam kopi yang berkualitas, memantau produktivitas kopi, hingga menjaga agar regenerasi petani kopi tetap berlanjut. Guna mendukung produktivitas kopi berkualitas, Starbucks Farmer Support Center (FSC) hadir untuk membantu para petani lokal dalam mengelola dan meningkatkan kualitas kopi yang ditanam."Terdapat 10 FSC di dunia, salah satunya ada di Pulau Sumatera, karena kami rasa kami harus ada di sini untuk membantu para petani lokal untuk meningkatkan produktivitas kopi mereka." Hal ini disampaikan oleh Director Trade and Traffic, Starbucks Coffee Trading Company, Elliot Bentzen saat kegiatan Starbucks Origins Media Experience di Starbucks Farmer Support Centre, Sumatera Utara, Sabtu (20/4/2024).

"Terdapat 10 FSC di dunia, salah satunya ada di Pulau Sumatera, karena kami rasa kami harus ada di sini untuk membantu para petani lokal untuk meningkatkan produktivitas kopi mereka." Hal ini disampaikan oleh Director Trade and Traffic, Starbucks Coffee Trading Company, Elliot Bentzen saat kegiatan Starbucks Origins Media Experience di Starbucks Farmer Support Centre, Sumatera Utara, Sabtu (20/4/2024).

Sebagai informasi, Starbucks Farmer Support Center yang ada di Sumatera Utara dibuka pada 2015. Pusat edukasi kopi ini dibuka untuk umum dan bebas dikunjungi oleh para petani kopi yang ingin belajar mengenai kopi bersama ahlinya. "Setiap petani bisa datang ke sini, kami akan membantu kamu," tutur Elliot.  Lebih lanjut disampaikan bahwa Farmer Support Center yang ada di Sumatera juga terhubung dengan Farmer Support Center yang ada di berbagai belahan dunia.

Jadi, antar Farmer Support Center memungkinkan untuk saling bertukar informasi mengenai masalah yang dihadapi dan solusi yang bisa diterapkan. "Misalnya, apa yang terjadi di FSC Brazil, dan apa yang dilakukan kepada petani lokal di Brazil, mungkin bisa ditiru dan diterapkan di Indonesia," kata Elliot. Edukasi petani lokal Sebagai upaya meningkatkan kualitas kopi, khususnya di Pulau Sumatera, Farmer Support Center tidak semata hanya memberikan informasi kepada petani.

Tetapi juga melakukan riset terbaru mengenai varietas dan perkembangan penanaman kopi. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk menyesuaikan penanaman kopi dengan adanya perubahan cuaca maupun iklim. Elliot mencontohkan pengalamannya yang tidak memerlukan rumah kaca untuk mengeringkan kopi, karena saat itu sedang musim kemarau.Namun, kondisi tersebut kemudian berubah karena peralihan ke musim hujan. Alhasil, dirinya menyadari bahwa rumah kaca untuk mengeringkan kopi sangat dibutuhkan. "Tentu ada perubahan (teknik budidaya kopi) karena menyesuaikan dengan perubahan musim," katanya. Selain memberikan informasi seputar kopi, Farmer Support Centre juga terbuka untuk ketersediaan bibit lamtoro, yang bisa ditanam berdampingan dengan bibit kopi.

General Manager Starbucks Agronomy, Masyitah Daud mengatakan bahwa setiap tahun Farmer Support Center memiliki projek harus membagikan minimal 15.000 bibit lamtoro kepada petani. Setiap petani kopi nantinya dapat mengambil bibit lamtoro sesuai kebutuhan untuk ditanam di kebun mereka. Adapun bentuk upaya pemantauan lamtoro yang dibagikan, kata Ita, setiap kebun petani yang terdaftar nantinya akan dilengkapi dengan sistem pemosisi global atau gps.  Tujuannya untuk memastikan bibit lamtoro yang dibagikan kepada petani benar-benar ditanam sesuai fungsinya. Sebagai informasi, lamtoro atau petai china merupakan tumbuhan yang biasa ditanam untuk pelindung tanaman kopi, serta dapat meningkatkan kesuburan tanah. (red.Al)


Posting Komentar

0 Komentar