Menakar Lawan Khofifah di Pilgub Jatim, Madura Jadi Kunci


Surabaya,   - Pulau Madura menjadi salah satu kunci kemenangan dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jatim. Sebab, angka golput di pulau tersebut tergolong kecil, karena pergerakan pemilih di TPS juga sangat tinggi.

"Ya jika melihat pelaksanaan pemilu selama ini dan relasi kuasa madura sepertinya akan tetap menjadi kunci dan akan ada konfigurasi baru juga terkait distribusi dan dinamika suaranya," kata Pengamat Politik Universitas Trunojoyo Madura (UTM) Surokim Abdussalam, Rabu (3/4/2024).

Surokim mengatakan, dukungan pemilih di Madura digerakkan oleh patron atau tokoh lokal. Ini membuat mobilitas pemilih di kantong-kantong suara cukup tinggi. Kondisi itu harus dimanfaatkan kandidat untuk mendekati para tokoh lokal agar bisa meraih dukungan di Pilgub Jatim 2024.

"Tentu banyak faktornya dan juga kompleks. Jika disederhanakan ada faktor kultural dan juga struktural. Faktor kultural seperti masih kuatnya peran patron tokoh lokal yg menjadi pemegang kantong-kantong suara," tambahnya.

Dikatakan Surokim, pengawasan di lapangan yang lemah juga menjadi penentu dari pergerakan pemilih. Untuk itu, paslon harus meraih dukungan tokoh lokal yang bisa menjadi kunci kemenangan.

"Faktor struktural seperti pengawasan pemilukada di luar kabupaten masih lemah dan tidak penting karena tidak terkait langsung dengan kepentingan tokoh lokal," tambahnya.

Dijelaskan Surokim, peranan tokoh lokal akan menentukan dukungan tiga juta pemilih di Madura.

"Distribusi suara kerap anomali tergantung situasi sehingga sulit diprediksi oleh survei. Suara kadang bisa bulat dan tak terdistribusi normal sehingga secara jumlah bisa menjadi signifikan," tambahnya.

Kekuatan pemilih Madura juga terpotret pada Pilgub Jatim 2018, di mana Khofifah yang berpasangan dengan Emil Dardak menang mutlak di 3 kabupaten Madura dengan perolahan 1.192.257 suara. Sedangkan lawannya, Saifullah Yusuf atau Gus Ipul dan Puti Guntur Soekarno hanya memperoleh 760.786 suara dan menang di Bangkalan saja.

Sejauh ini, Surokim melihat Pilgub Jatim 2024 belum pada Khofifah melawan kotak kosong. Sebab, masih ada PKB yang berpotensi mengusung calon sendiri.

"Tinggal melihat bagaimana respons PKB, karena tinggal PKB yang berpotensi melawan dan mengajukan paslon di Pilgub Jatim 2024 setelah yang lain merapat ke Bu Khofifah," jelas Surokim.

Menurut Surokim, ada pembatas besar antara Khofifah dengan kelompok militan PKB Cak Imin. Ini yang membuat PKB kemungkinan besar akan mengusung calon sendiri.

"Karena selama ini masih ada kendala dan barier kelompok Cak Imin dan Bu Khofifah. Siapa yang diajukan PKB ya itu yang potensial menantang koalisi Bu Khofifah. Menurut saya itu akan menarik karena akan melanggengkan rivalitas keduanya antara Cak Imin dan Bu Khofifah," jelasnya.

"Bisa jadi Pilgub Jatim ini tidak lagi sekadar bisa dipahami dalam konteks menang kalah, tapi bisa menjadi perang harga diri antarkelompok tersebut (kelompok Cak Imin melawan Khofifah)," tandasnya.(red.Al)


Posting Komentar

0 Komentar