BMKG Minta Otoritas Penerbangan Waspada Dampak Erupsi Gunung Ruang



JAKARTA, tjahayatimoer.net   - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) meminta otoritas penerbangan mewaspadai dampak Letusan Gunung Ruang di Sulawesi Utara. Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, meminta pihak maskapai penerbangan memperbarui informasi dampak sebaran abu vulkanik. Sebab, abu vulkanik yang terlontar ke udara dapat merusak badan pesawat dan fungsi baling-baling pada pesawat turboprop atau mesin jet pada pesawat turbofan. BMKG menyebut, data sebaran abu vulkanik dapat dijadikan acuan untuk menentukan rute penerbangan dan menghindari wilayah-wilayah udara yang terdampak dari letusan Gunung Ruang. 

“Oleh karena itu, deteksi dini dan informasi cuaca penerbangan sangat penting untuk keselamatan penerbangan,” kata Guswanto dalam siaran pers, Jumat (19/4/2024). Baca juga: Erupsi Gunung Ruang, TNI AL Kerahkan KRI Kakap-811 dan 400 Prajurit untuk Bantuan Kemanusiaan Guswanto juga meminta otoritas layanan bandara untuk terus memantau informasi dari Volcanic Ash Advisory Centre (VAAC) dan Volcano Observatory Notice for Aviation (VONA) untuk digunakan dalam collaborative decision making untuk memutuskan apakah bandara tetap dibuka atau ditutup. Di sisi lain, dia mengatakan, BMKG terus mengantisipasi perkembangan sebaran abu vulkanik Gunung Ruang dengan pemantauan berdasarkan citra satelit, pemodelan, dan pengamatan langsung atau paper test di bandara.

BMKG sendiri telah mengeluarkan Aerodome Warning atau Peringatan Dini Cuaca Bandara pada pukul 06.30 WITA. Saat itu, abu vulkanik teramati dengan jarak pandang mendatar 10 kilometer dan kondisi ini diprakirakan akan berlangsung hingga pukul 16.10 WITA dengan tendensi melemah. “Kolaborasi antar negara dan wilayah penting untuk meningkatkan kesadaran situasional akan letusan gunung berapi dan penyebabnya,” ujar Guswanto.

Sementara itu, Kepala Pusat Meteorologi Penerbangan, Achadi Subarkah Raharjo mengatakan, sebaran letusan abu vulkanik gunung Ruang teramati melalui citra satelit dan diprediksi berdampak ke ruang udara penerbangan sekitar gunung Ruang. Kemudian, meluas hingga ruang udara di beberapa lokasi, antara lain Provinsi Maluku Utara, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah bagian utara, dan sebagian Pulau Kalimantan. Pasalnya, sebaran abu vulkanik terdeteksi ke arah Barat-Barat Laut dan Timur, serta Tenggara.

Berdasarkan hasil laporan, terjadi penutupan di Bandar Udara Sam Ratulangi, Manado, Sulawesi Utara dan terdapat laporan pengamatan abu vulkanik melalui metode paper test dengan hasil positif di Bandara Kuabang, Maluku Utara. Menurut Achadi, catatan VONA yang terbit ketiga pada 17 April 2024 pukul 20:15 WITA, ketinggian letusan abu vulkanik Gunung Ruang mencapai 3.725 meter di atas permukaan laut (Mdpl) dengan status oranye.

Artinya, gunung menunjukkan aktivitas meningkat dengan kemungkinkan peningkatan letusan dengan tinggi kolom di bawah 6.000 mdpl. (red.Y)

 

Posting Komentar

0 Komentar