Blitar, tjahayatimoer.net - Ribuan umat Hindu di Blitar menggelar pawai ogoh-ogoh serangkaian acara perayaan Hari Raya Nyepi Tahun Saka 1946. Puluhan ogoh-ogoh berukuran besar itu diarak mengelilingi rute yang dimulai dari kawasan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kecamatan Wlingi, Kabupaten Blitar.
Ketua Panitia Pawai Ogoh-ogoh Blitar Setiyoko mengatakan pawai ogoh-ogoh digelar sehari sebelum perayaan Hari Raya Nyepi. Tujuannya untuk membersihkan diri maupun lingkungan dari unsur-unsur negatif."Ini (pawai ogoh-ogoh) agenda rutin setiap tahun menjelang Hari Raya Nyepi. Jadi setelah melasti, kami menggelar pawai ogoh-ogoh untuk membersihkan diri dan lingkungan dari hal negatif," terangnya
Menurut Setiyoko, pawai ogoh-ogoh dilakukan sebagai bentuk pengusiran bala atau roh jahat. Selain itu, juga untuk menyucikan lingkungan dari malapetaka, sehingga perayaan Nyepi berjalan aman dan tenteram.
"Pawai ogoh-ogoh ini digambarkan sebagai cara untuk mengusir roh jahat, dan untuk menyucikan lingkungan maupun kehidupan kita," terangnya.
Ada sekitar 50 ogoh-ogoh buatan masing-masing pura di Blitar yang diikutsertakan dalam pawai tersebut. Bentuk dan ukuran ogoh-ogoh juga bervariasi.
Puluhan ogoh-ogoh tersebut diarak mengelilingi rute yang sudah disiapkan sepanjang 4 kilometer. Setelah diarak, ogoh-ogoh tersebut dibakar.
"Setelah diarak, ogoh-ogoh akan dibawa pulang ke pura masing-masing untuk dibakar, sebagai simbol menghilangkan sifat buruk atau negatif dari ogoh-ogoh tersebut," jelas Setiyoko.(red.Al)
0 Komentar