SERANG, tjahayatimoer.net – Sanggar Bina Tari Raksa Budaya menggelar resital ke-13 di taman wisata Mahoni Bangun Sentosa (MBS), Curug, Kota Serang, Minggu, 10 Maret 2024. Kali ini resital mengusung tema Exotic Indonesia.
Dalam pagelaran budaya ini, puluhan penari cilik siswa sanggar besutan Maya Rani Wulan menyajikan berbagai macam tari tradisional dari berbagai daerah. Suasana ceria dan hangat terlihat menyelimuti penonton dan orangtua siswa sanggar.
Hadir dalam kegiatan tersebut Kepala Disparpora Kota Serang Sarnata, General Manager (GM) Mahoni Bangun Sentosa Haerudin, pengasuh sanggar Eneng Nurcahyati dan Efi Supilah serta para seniman dan penikmat seni budaya di Kota Serang.
Acara dibuka dengan Pawai Babaduyan. Siswa sanggar Raksa Budaya juga menghadirkan Tari Bedug Warnane, yang merupakan Tari Rampak Bedug dengan sajian garapan baru yang dikembangkan dari musik tradisi Banten.
Ada juga Tari Indang Badindin salah satu tari kreasi dari budaya Minangkabau, Sumatera Barat; tari Wak Wak Gung dari DKI Jakarta; Tari Banten Katuran yang merupakan tari yang bertema selamat datang masyarakat Banten yang religius ramah dan terbuka
dengan hidup rukun berdampingan dalam keberagaman. Penampilan dari Gaduh Gifta Pisantun, juara 2 Solo Vocal FLS2N tingkat nasional dan pembacaan puisi oleh Tineung Arum menambah semarak acara.
Dalam kesempatan tersebut, Maya Rani Wulan menyampaikan rasa terima kasih dan apreasiasi kepada siswa yang sudah berani tampil di usia yang masih sangat belia. “Ada yang baru duduk di TK sampai siswa remaja, orangtua dan undangan yang sudah hadir,” kata pendiri sanggar tari yang sudah eksis selama 38 tahun ini.
Ia berharap kehadiran Raksa Budaya dapat menjadi wahana transformasi nilai seni tradisi di kalangan anak-anak sebagai generasi yang akan datang. Indonesia Emas 2045, menurut maya merupakan tantangan tak terkecuali bagi komunitas seni tradisi.
“Tentu saja harus kita dukung dengan menyiapkan generasi yang cerdas, berkarakter, berakhlak dan berbudaya. Khusus di bidang seni tradisi, sanggar Raksa Budaya berupaya berperan aktif dalam mewariskan nilai tradisi kepada generasi yang akan datang,” ujar Maya.
Kepala Dinas Pariwisata Pemudan dan Olahraga (Disparpora) Kota Serang Sarnata mengapresiasi kolaborasi antara Raksa Budaya dan taman wisata MBS. Menurutnya, kolaborasi semacam itu dapat mejadikan ekosistem seni tradisi yang lebih apik.
Sanggar tari memiliki ruang ekspresi yang memadai, sedangkan MBS mendapatkan nilai tambah dengan adanya talenta yang mampu menghibur pengunjung di lokasi destinasi wisata. “Saya apresiasi kolaborasi ini,” ujar Sarnata.
Dalam kesempatan yang sama, Sarnata berharap sanggar tari Raksa Budaya menjadi penyeimbang antara derasnya informasi dan pengaruh budaya asing dengan nilai tradisi dan karakter bangsa.
“Harapan saya dengan adanya seni tari di era digitalisasi 4.0 ini paling tidak menjaga anak-anak dan menyeimbangkan antara pengaruh budaya asing dan karakter yang harus dimiliki sebagai bangsa,” tuturnya.
Ia berharap peran sanggar tari Raksa Budaya dapat membantu mengedukasi dan menjadi pilar ketahanan budaya. “Apalagi Kota Serang punya slogan The City of Haritage. Tentu keberadaan sanggar sebagai wahana edukasi sangat strategis, apalagi tadi yang ditampilkan banyak tarian yang mengandung unsur-unsur religi,” katanya.
Sarnata juga menyampaikan akan membawa Raksa Budaya sebagai perwakilan Kota Serang dalam ajang Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi) yang akan dihelat di Balikpapan, Kalimantan Timur, pertengahan tahun ini. “Insha Allah kami akan bawa Raksa Budaya untuk membawakan pertunjukan mewakili Kota Serang tahun ini,” tandasnya. (red.Al)
0 Komentar