KLATEN, tjahayatimoer.net - Warga Desa Sidowayah, Kecamatan Polanharjo, Klaten, Jawa Tengah, memeriahkan tradisi budaya luhur "Padusan" dalam rangka menyambut bulan suci Ramadhan di umbul kemanten desa setempat, Jumat (8/3/2024). Kegiatan diawali dengan kirab star dari Umbul Siblarak dan finish di Umbul Kemanten diikuti ratusan warga Desa Sidowayah. Kepala Desa Sidowayah Mujahit Jaryanto tampak memimpin prosesi kirab tradisi padusan. Setelah kirab selesai, Mujahit kembali memimpin prosesi pengambilan air suci di Umbul Kemanten.
Air dimasukkan ke dalam kendi atau tempat untuk menyimpan air berbentuk seperti teko yang terbuat dari tanah liat. Ada sekitar 17 kendi digunakan untuk menyimpan air yang diambil dari kolam Umbul Kemanten. Kendi-kendi itu kemudian dibawa ke pondopo umbul kemanten untuk didoakan. Setelah itu, air dalam kendi yang telah didoakan itu mereka siramkan ke tanaman yang ditanam di area Umbul Kemanten. Konon, air dalam kendi yang diambil dari kolam Umbul Kemanten membuat tanaman menjadi subur. Prosesi tradisi padusan terakhir adalah mengarak dua gunungan sayuran dan buah-buahan hasil bumi warga Desa Sidowayah ke tanah lapangan. Dua gunungan itu kemudian diperebutkan oleh warga. Muhajit mengatakan, tradisi padusan di Desa Sidowayah merupakan agenda tahunan dan turun temurun. Tujuannya adalah untuk membersihkan secara lahir dan batin. Dia menambahkan, tradisi tersebut juga sekaligus menandai dibukanya padusan menyambut bulan Ramadan di Umbul Kemanten. Tradisi padusan di Umbul Kemanten dibuka selama empat hari dimulai, Jumat. Kemudian Sabtu, Minggu dan Senin. Pihaknya menargetkan, 30.000 pengunjung selama empat hari padusan.
"Untuk padusan sudah kita mulai hari ini. Jadi hari ini kita membuka padusan Jumat, Sabtu, Minggu dan Senin. Targetnya kalau khusus Umbul Kemanten sampai 30.000 pengunjung," kata Mujahit, di Klaten, Jawa Tengah, Jumat. Mujahit mengatakan, dua gunungan yang diperebutkan warga dalam tradisi padusan mengandung makna syukur. Semua isi dua gunungan tersebut merupakan hasil panen masyarakat Sidowayah. "Ini salah satu bentuk syukur kita kepada masyarakat Desa Sidowayah untuk dapat dinikmati dan itu merupakan sebagian dari panenan pertanian masyarakat di Sidowayah," ungkap Mujahit.(red.Al)
0 Komentar