PALU, tjahayatimoer.net – Kenaikan harga beras di Sulawesi Tengah khususnya Kota Palu diprediksi tidak akan berlangsung lama. Harga akan kembali normal seiring panen raya yang berlangsung di sejumlah daerah sebulan mendatang.
Untuk itu masyarakat diminta untuk tidak melakukan pembelian yang berlebihan, agar stok beras yang ada juga tidak ikut berkurang. Hal itu disampaikan, Plh Kepala Dinasi Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Sulawesi Tengah, Mira Yuliastuti, di sela-sela pelaksanaan Pasar Murah, yang digelar Disperindag Sulteng, Jumat (1/3/2024) hingga Sabtu (2/3/2024).
“Kami mengimbau masyarakat untu belanja sesuai kebutuhan normal saja. Stok (Sembako) aman untuk dua bulan kedepan,” terangnya.
Masih menurut dia, memang yang menjadi perhatian adalah kenaikan harga beras maupun minyak goreng. Namun untuk kenaikan harga beras bukan hanya di Sulawesi Tengah saja, namun semua daerah di Indonesia. Sedangkan untuk minyak goreng, hanya ada keterlambatan distribusi saja, namun sudah bisa diatasi karena distributor juga telah mendatangkan pasokan minyak goreng yang lebih.
“Baik ketersedian pasokan maupun stabilisasi harga, kami terus berupaya. Belum lama ini bersama pihak Kementerian Perdagangan kami turun langsung memantau stok bahan pokok maupun harga di pasar tradisional,” jelas Plh Kepala Disperindag.
Selain itu, Pemerintah Provinsi, melalui Disperindag juga melakukan intervensi terkait stabilisasi harga bahan pokok, melalui Pasar Murah, yang dipusatkan di Lapangan Kelurahan Nunu selama dua hari, pekan kemarin. Juga dalam rangka memenuhi kebutuhan pokok masyarakat jelang Ramadan.
“Kegiatan ini tiap tahun kami gelar melalui Bidang Perdagangan Dalam Negeri. Ini upaya kami juga untuk melakukan stabilisasi harga, salah satunya yang memang sedang naik adalah beras,” tandasnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Dalam Negeri Disperindag Sulteng, Donny Iwan Setiawan menyampaikan, bahwa kenaikan harga beras ini sudah menjadi perhatian pihaknya selama 3 minggu terakhir. Setiap hari pihaknya terus memantau dan melaporkan terkait kenaikan harga beras, khususnya beras premium yang telah menyentuh harga Rp17 ribu/kilogram.
“Bersama Perum Bulog Sulteng kami juga ajak untuk melakukan stabilisasi harga dengan mendistribusikan beras SPHP (stabilisasi pasokan dan harga pangan) ke pasar tradisional maupun ritel moderen,” ungkap Donny.
Pasokan beras premium sendiri yang masuk ke Sulteng, bukan hanya dari daerah ini sendiri, namun ada pula dari Sulawesi Selatan. Dan kondisinya juga sama, mengalami kenaikan. Kenaikan kata dia, disebabkan faktor alam, di mana kemarau panjang yang terjadi, menyebabkan musim tanam juga mengalami kemunduran. Sementara, permintaan akan beras premium juga meningkat, sehingga harga dari tingkat produksi hingga pengecer pun ikut naik.
“Namun kami sudah koordinasi dengan dinas pertanian. Maret hingga April sudah masuk musim panen, sehingga harga bisa stabil lagi. Meski demikian untuk distribusinya jelang Ramadan ini tetap aman,” tutur Kabid Perdagangan Dalam Negeri.
Dia juga menyampaikan, untuk mengantisipasi naiknya harga beras premium, masyarakat bisa beralih ke beras SPHP yang kualitasnya juga tidak jauh beda. Harganya pun berkisar di harga Rp10.900 hingga Rp11.000. Beras SPHP dari Bulog ini, juga sudah masuk ke pasar-pasar tradisional maupun ritel modern atau swalayan. Jika ada pedagang maupun ritel yang menjual harga di atas Rp11.000, dirinya meminta agar segera melaporkan ke pihak Disperindag untu dilakukan penindakan.
“Nanti akan kami tegur, tapi kalau masih membandel tentu ancamannya bisa sampai pada pencabutan izin usaha. Dan saat ini yang kami antisipasi bersama Satgas Pangan adalah beras ganti karung. Di mana kualitasnya rendah tapi dijual dengan harga beras premium,” papar Donny.
Masih menurut dia, selain melakukan stabilisasi harga dengan pemantauan langsung ke lapangan dan operasi pasar, pasar murah seperti yang dilakukan di Kelurahan Nunu ini, juga akan menjangkau daerah-daerah lain di Sulawesi Tengah. Khusus Pasar Murah di Kelurahan Nunu, Disperindag Sulteng menyiapkan 5 Ton beras SPHP, minyak goreng Kita sebanyak 2.500 liter, minyak goreng premium 2.200 liter, gula 2,5 ton dan telur 600 rak atau kurang lebih 1 ton.(red.Al)
0 Komentar