6 Fakta Perampokan Sadis yang Tewaskan Warga Malang


Malang, tjahayatimoer.net - Perampok menyatroni rumah kakak adik di Wendit Timur, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang. Tak hanya merampok, pelaku juga menghabisi nyawa satu orang penghuni rumah.

Sejumlah fakta penyelidikan mengungkapkan HP korban hilang dicuri, sementara barang berharga seperti perhiasan aman. Hingga saat ini polisi telah meminta keterangan dari sejumlah saksi.

Pencurian disertai kekerasan yang menewaskan satu orang itu terjadi saat warga sedang melaksanakan salat tarawih atau sekitar pukul 19.30 WIB. Rumah yang menjadi sasaran perampok berada di sebuah gang yang dihuni dua orang kakak beradik yang sudah lanjut usia.

Mereka adalah Ester Sri Purwaningsih yang akrab disapa Bu Pur dan adik laki-lakinya bernama Pak Agus. Peristiwa ini diketahui setelah Ester berteriak meminta pertolongan warga.

"Tetangga mendengar teriakan Bu Ester kemudian datang ke rumah saya untuk minta bantuan. Karena saya lagi tarawih, hanya ada istri di rumah. Kemudian ke TKP, Bu Ester ditemukan luka parah," ujar Ketua RT Arif Gunawan.

"Saat istri saya datang bersama warga, menemukan Bu Ester atau biasa kami panggil Bu Kris atau Bu Pur sudah dalam kondisi wajah berdarah di ruang tengah. Dan kemudian meminta tolong untuk melihat adik laki-lakinya (Agus)," sambungnya.

Arif mengungkapkan, Agus ditemukan meninggal telungkup bersimbah darah dalam kondisi leher tertusuk sebuah pisau di bagian leher di ruang belakang. Sementara pelaku yang diduga menganiaya korban, sudah lebih dahulu kabur sebelum warga datang ke TKP.

"Ketika dicari, Pak Agus sudah meninggal di ruang belakang dengan dengan pisau menancap di bagian leher. Kondisi ruangan gelap karena mati lampu. Ada yang hilang katanya HP," beber Arif.

Arif menerangkan, Agus merupakan penyandang tuna netra. Agus disebut tengah berada di meja makan saat perampok melukai dirinya dengan menusukkan pisau ke bagian lehernya.

"Pak Agus, korban meninggal tengah berada di meja makan. Kayaknya pas makan, lehernya tertusuk pisau dan masih menancap. Bagian gagang pisau sampai patah, pelaku sepertinya mau menarik tapi patah," ungkapnya.

Arif mengungkapkan ciri-ciri pelaku perampokan di rumah kakak beradik lansia itu. Menurutnya, seorang saksi mata menyebut pelaku perampokan berjumlah satu orang. Di mana, tetangga korban melihat pelaku yang diduga seorang pria itu tampak berjalan meninggalkan rumah korban.

"Ada yang tahu, satu orang laki-laki berjalan ke arah barat. Pakai helm, jaket, dan bawa kotak. Yang diduga pelaku. Yang sempat lihat depan rumah korban ini. Tidak terlihat bawa motor, tapi pakai helm," ujar Arif.

Kasat Reskrim Polres Malang AKP Gandha Syah Hidayat mengatakan, pihaknya langsung melakukan olah TKP dan meminta keterangan sejumlah saksi.

"Korbannya dua orang, laki-laki dan perempuan. Yang meninggal laki-laki dengan luka tusuk di bagian leher belakang, yang perempuan mengalami luka ditemukan di kamar depan," katanya.

Polisi terus menyelidiki dugaan perampokan sadis di Jalan Anggodo Gang 2A, Desa Mangliawan itu. Dari penyelidikan diketahui hanya ponsel milik korban yang dinyatakan hilang. Sementara barang berharga dan perhiasan dalam kondisi aman.

"Barang yang hilang sementara handphone saja. Untuk perhiasan, surat-surat berharga juga aman, sudah diamankan pihak keluarga. Satu handphone," terang Gandha kepada wartawan di sela melakukan olah TKP.

Ia menambahkan, hasil olah TKP awal dan pemeriksaan saksi-saksi didapati lokasi sekitar memang sedang sepi saat peristiwa berlangsung. Warga sedang beraktivitas salat tarawih di masjid dan musala sekitar.

"Untuk motif masih dilakukan penyelidikan lebih lanjut. Pelaku belum diketahui, masih dalam penyidikan intensif. Kami lakukan pendalaman. Belum bisa dipastikan berapa dugaan jumlah pelaku. Masih kami dalami," ungkapnya.

Satreskrim Polres Malang meminta keterangan sejumlah saksi untuk mengungkap peristiwa tragis tersebut. Dari keterangan tetangga sekitar, sempat melihat dua orang tak dikenal masuk ke dalam rumah. Meski begitu, belum dapat dipastikan berapa jumlah pelaku yang diduga menganiaya korban.

"Hasil penyelidikan di lapangan diperoleh keterangan terdapat dua orang yang dicurigai memasuki rumah korban. Pelaku belum diketahui, masih dalam penyidikan intensif. Kami lakukan pendalaman. Belum bisa dipastikan berapa dugaan jumlah pelakunya. Masih kita dalami," tegas Gandha.

Keterangan di lapangan mengungkapkan, pelaku berjumlah dua orang yang datang ke rumah korban dengan mengendarai motor. Mereka juga disebut bukan warga setempat. Dua orang diduga pelaku memiliki ciri-ciri mengenakan jaket abu-abu, dengan kepala ditutup topi hoodie.

Polres Malang melakukan penyelidikan intensif untuk mengungkap kasus perampokan tersebut. Sebanyak 12 saksi sudah dimintai keterangan.

"Saat ini kami masih melakukan kegiatan-kegiatan penyelidikan secara intensif. Kami mendalami segala kemungkinan yang ada. Total sudah ada 12 saksi yang telah kami mintai keterangan," ujar Gandha.

Gandha membeberkan, 12 saksi yang dimintai keterangan meliputi keluarga serta para tetangga sekitar rumah korban. Selain beberapa orang yang memiliki keterkaitan dengan peristiwa tersebut.

"12 saksi meliputi keluarga, tetangga dan orang-orang yang berkaitan dengan peristiwa yang terjadi," bebernya.

Gandha juga menyebut pihaknya telah mengamankan sejumlah barang bukti. Di antaranya, gagang pisau dalam kondisi patah, mata pisau, baju korban meninggal, dan sepasang sendal karet.

"Sementara barang bukti yang kita amankan adalah gagang dan mata pisau yang patah, kotak Handphone, dua pasang sendal karet dan baju korban yang meninggal," sebutnya. (red.R)

Posting Komentar

0 Komentar