Solo, tjahayatimoer.net - Ratusan jenang dibagikan saat Car Free Day (CFD) di Solo pagi ini. Ada 3 jenis jenang yakni sumsum, mutiara, dan kacang hijau yang dibagikan kepada masyarakat Solo yang menikmati gelaran CFD.
Minggu (4/3/2024), 3 jenis jenang dimasukkan ke atas wajan masing-masing yang berukuran raksasa. Masyarakat Kota Solo yang melihat itu mulai memadati sekitaran wajan sejak pukul 07.00 WIB untuk mendapatkan jenang.
Kegitana bagi-bagi jennag itu merupakan pre-event dari Festival Jenang yang bakal digelar saat Hari Ulang Tahun (HUT) Solo, pada Minggu (17/2/2024) mendatang. Tahun ini, Kota Solo akan genap berusia 279 tahun.
"Festival Jenang ini sudah diadakan (sejak) 12 tahun yang lalu. Jadi adanya festival jenang ini merupakan sebuah keinginan mengajak masyarakat Kota Solo ini bersukaria bersama dalam merayakan hari ulang tahun kota Solo," Kata Ketua Dewan Pembina Yayasan Jenang Indonesia, Slamet Raharjo (58),
"Kenapa jenang yang kita pilih karena Keraton Solo itu Kasunanan Solo perpindahan Kasunanan dari Kartasura ke Surakarta itu diiringi oleh 17 jenang. Nah, 17 jenang itu yang kita kenalkan kepada masyarakat Kota Solo," jelasnya.
Selain itu, jenang sendiri juga merupakan makanan yang disimbolkan sebagai rasa syukur masyarakat kepada Tuhan Yang Maha Esa. Oleh karena itu, Festival Jenang selalu digelar setiap ulang tahun Kota Solo untuk mengenalkan filosofi jenang yang lekat dengan sejarah Keraton Solo.
Acara bagi-bagi jenang pagi itu pun menjadi rangkaian pembuka dari event Festival Jenang, sebelum nantinya akan diadakan launching buku tentang jenang. Kemudian puncaknya adalah Festival Jenang yang bakal digelar di Koridor Ngarsopuro, yang akan menampilkan 17 jenis jenang.
"Jadi selama 12 tahun ini kita merasa perlu menerbitkan buku tentang festival jenang dan tentang 17 jenang yang mengiringi perpindahan Keraton Solo dari Kartasura ke Solo. Ini nanti di buku itu lengkap dengan nama jenang kemudian bahan-bahan yang diolah, filosofinya, kemudian cara memasak jenang, sehingga semua masyarakat nanti melalui buku itu diharapkan tahu tentang hakikat Jenang itu sendiri," ujarnya.
Salah satu jenis jenang yang dibagikan pagi itu merupakan jenang kacang hijau, yang diyakini merupakan hasil bumi yang mengandung banyak gizi bagi masyarakat. Sehingga pembagian jenang kacang hijau diharapkan bisa memberi kesehatan kepada masyarakat, agar bisa bergembira menyambut Ulang Tahun Kota Solo.
"Kurang lebih ada sekitar 500 sampai 1.000 (bungkus jenang). Kalau tahun yang lalu itu kita bertema ras Nusantara. Kalau tahun ini nanti Insya Allah kita adakan dengan tema perekat Nusantara. Karena ini tahun politik ya kita harapkan walaupun kita berbeda-beda tetapi masih dalam satu rasa, kita rasa Indonesia," pungkas Slamet.
Ada ratusan masyarakat yang berkumpul mengantre mendapatkan jenang pagi itu. Salah satunya Ramadhan Radia Grace (21), warga asli Laweyan yang mendapatkan jenang kacang hijau. Menurutnya, pre-event Fetival Jenang itu bisa membuat masyarakat penasaran, dan menanti puncak acara Festival Jenang pada 17 Februari mendatang.
"Cukup menarik, agar masyarakat juga tahu kita mempunyai tradisi tentang jenang dan juga lebih mewarisi budaya tentang jenang," kata Ramadhan.
"Saya penasaran dengan event-nya nanti sudah ikut 3 tahun, pernah ikut festival," ujarnya.
Hal senada dikatakan Gita (38), warga asli Jebres yang juga mendapatkan 2 bungkus jenang kacang hijau. Ia mengaku senang dengan adanya gelaran Festival Jenang di CFD Solo pagi itu, karena masyarakat bisa mendapatkan jenang secara cuma-cuma.
"Biasanya kalau di ulang tahun kan banyak, ini mungkin karena cuma buat pemanasan, jadi sedikit," ujarnya.
Ia pun berharap, gelaran Festival Jenang pada ulang tahun Kota Solo mendatang bisa digelar secara lancar dan meriah.(red.al)
0 Komentar