Pengadaan Tanah yang Belum Siap, Jadi Sebab Proyek Tol Kediri-Tulungagung Menuju Bandara Dhoho Belum Bisa Dimulai

  



 Kediri,   tjahayatimoer.net   - Polemik pembangun tol Kediri Tulungaung yang belum juga dimulai akhirnya terjawab.

Selain karena tahapan konstruksi yang tengah berlangsung di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), rupanya pengadaan tanah yang belum siap juga menjadi penyebab pembangunan tol tersebut belum juga dilaksanakan.

Hingga hari ini saja, pembebasan lahan tol yang telah terealisasikan di Kota Kediri masih mencapai 23,56 persen.

Sementara dikutip Radar Kediri (Jawapos Grup), dari delapan kelurahan yang terdampak pembangunan tol, tiga diantaranya sudah pada tahap pembayaran.

Tiga kelurahan tersebut diantaranya adalah Kelurahan Semampir, Kelurahan Mojoroto, dan Kelurahan Gayam.

Sementara dari tiga kelurahan tersebut, Kelurahan Semampir menjadi yang paling tinggi capaian progresnya dengan pembebasan lahan yang hampir seluruhnya, yakni 87,88 persen.

“Hanya menyisakan satu bidang saja yang belum terbayarkan milik warga. Selebihnya aset pemkot,” ucap Ketua TPT Jalan Tol Kediri-Tulungagung, Linanda Krisni Susanti.

Diketahui sebelumnya, pemilik satu bidang tanah tersebut sempat mengajukan gugatan mengenai nilai appraisal.

Namun Mahkamah Agung (MA) menolak gugatan tersebut dan memutuskan jika nilai appraisal tetap mengacu pada kantor jasa penilai publik (KJPP).

“Akhirnya kami dekati lagi dan mereka sudah setuju. Ini dalam proses pemberkasan untuk kami bayar,” ungkap Nanda.

Dengan demikian, Kelurahan Semampir menjadi kawasan yang paling siap untuk memulai konstruksi tol Ki-Agung. Terlebih, Semampir juga menjadi lokasi prioritas tol menuju Bandara Dhoho.

Selain itu, capaian pembebasan lahan di Kelurahan Mojoroto juga telah terealisasi lebih dari separo, yakni 60 persen.

Sementara di sisi lain, Nanda menyebut enam kelurahan lain yang terdampak masih dalam proses pengadaan tanah.

Dua kelurahan diantaranya adalah Kelurahan Gayam dan Kelurahan Bujel yang berada di Kota Kediri. Sementara di Kabupaten Kediri adalah Desa Manyaran dan Desa Tiron.

“Dari Kelurahan Semampir sampai ke Desa Tiron itu kami ditarget harus bisa beres maksimal April,” ucap Nanda.

Lebih lanjut, Nanda pun menyebut jika penggeseran TPT akan dilaksanakan ke wilayah Kabupaten Tulungagung setelah pembebasan lahan tol Ki-Agung selesai.

Di sisi lain, Ditjen Bina Marga Kementerian PUPR menyebut pengadaan tanah di Kabupaten Kediri, yakni Desa Tiron dan Manyaran jauh lebih tinggi dibanding pengadaan tanah di Kota Kediri.

“Sudah di atas 90 persen. Itu sudah siap konstruksi di Tiron dan Manyaran,” ucapnya.

Sementara diketahui, total pengadaan tanah tol Ki-Agung hingga pekan kemarin untuk ruas Kabupaten Tulungagung, Kabupaten Kediri dan Kota Kediri masih mencapai 16 persen

Dan untuk Kabupaten Kediri sendiri, pembebasan tersebut telah mencapai 15,59 persen. Hal tersebut berdasar pada pembebasan 258 bidang tanah dari total 1.095 bidang oleh panitia pengadaan tanah.(red.tim)


Posting Komentar

0 Komentar