Situs Cagar Budaya di Kawasan Gunung Penanggungan Bakal Dieksplorasi, Ini Rencana Badan Pelestarian Kebudayaan XI Jawa Timur

 


Mojokerto,   tjahayatimoer.net  – Kawasan Gunung Penanggungan bakal kembali dieksplorasi tahun ini.

BPK Wilayah XI Jatim ancang-ancang bakal mengekskavasi dan memindai situs cagar budaya yang tersebar di kawasan gunung yang disucikan masyarakat era Hindu-Buddha tersebut. 

Upaya pelestarian pada gunung yang telah ditetapkan sebagai kawasan cagar budaya tingkat Provinsi sejak 2017 ini telah dirancang BPK Wilayah XI Jawa Timur sejak jauh hari.

Salah satunya, BPK Wilayah XI bakal memindai sebaran benda cagar budaya di kaki hingga puncak Pawitra dengan metode Light Distance and Ranging (LiDAR).

’’LiDAR ini baru pertama kali dilakukan di Penanggungan. Sebelumnya belum pernah,’’ ungkap Kepala BPK Wilayah XI Jawa Timur Endah Budi Heryani. 

LiDAR merupakan metode pendeteksian objek berbasis pantulan sinar laser yang menembus rimbunnya vegetasi pegunungan untuk mengukur jarak objek yang ada di permukaan bumi.

Sekaligus, mengkonstruksikan pemetaan topografi atau model permukaan bumi secara akurat. Dalam prosesnya, BPK bakal menggandeng Pemprov Jatim berikut EFEO, lembaga penelitian arkeologi asal Prancis.

’’LiDAR nanti kita lakukan untuk satu kawasan gunung. Awalnya, pihak-pihak ini minta dilakukan bulan Maret. Mungkin nanti  bisa di bulan Juni-Juli,’’ terangnya. 

Pemindaian tersebut tak lain untuk mendeteksi sebaran cagar budaya yang ada. Berikut untuk melengkapi lebih dari 100 cagar budaya yang telah terdata sejak ditetapkan sebagai kawasan cagar budaya tingkat Provinsi pada 2017 silam.

Selain itu, BPK bakal melakukan ekskavasi pada salah satu candi peninggalan era Majapahit di kawasan Pawitra yakni, Situs Candi Selokelir.

Candi bercorak Hindu-Buddha ini menjadi salah satu tinggalan arkeologis penting yang ada lereng Penanggungan.

Rencananya, ekskavasi tahap lima Situs Candi Selokelir bakal digelar di kuartal awal 2024. ’’Untuk ekskavasi Candi Selokelir direncanakan di bulan Maret,’’ sebut Endah. 

Empat kali ekskavasi sebelumnya, tim arkeolog mendapati sejumlah temuan. Mulai dari sejumlah batu andesit relief wayang hingga struktur altar.

Candi selokelir ditemukan Broekveldt, kontroler kebun kopi Belanda, pada 1904 silam pasca kebakaran besar melanda Gunung Penanggungan.

Dari situ terkuak banyak peninggalan cagar budaya era Klasik yang tersembunyi di balik rimbunnya area hutan.

Di antaranya, jalur kereta kuda dari susunan batu yang mengelilingi Pawitra. (red.al)

Posting Komentar

0 Komentar