Salah satunya adalah Sekretaris DPD Partai Nasdem Kabupaten Jember, Bambang yang menyatakan bahwa kinerja cepat aparat kepolisian dalam mengamankan pelaku yang diindikasi melakukan pengancaman terhadap calon presiden adalah bukti respon cepat Polisi.
“Kami sangat apresiasi atas respon cepat kepolisian dalam menindaklanjuti situasi yang berpotensi mengganggu Kamtibmas,”ujarnya, Kamis (18/1).
Bambang menyebut dalam hal ini Polda Jatim dan Bareskrim Mabes Polri telah menunjukkan komitmen dalam melindungi, mengayomi dan melayani seluruh elemen termasuk Capres Cawapres.
“
Tindakan professional Polda Jatim dan Mabes Polri ini adalah salah satu bukti Netralitas Polri dalam Pemilu 2024,”tegas Bambang.
Hal yang sama juga disampaikan oleh ketua MWC NU Pakusari Moh. Slamet Riyadi, yang menyampaikan apresiasi dan rasa terima kasihnya kepada jajaran Polri.
Menurutnya keberhasilan mengungkap dan menangkap pelaku pengancaman pembunuhan terhadap calon Presiden itu membuktikan bahwa Polri benar-benar bekerja dan mengabdi untuk negeri.
"Kami mengucapkan terimakasih kasih dan mengapresiasi kinerja Polri yang telah berhasil menangkap oknum pelaku pengancaman terhadap calon presiden nomor urut 1, kami percaya bahwa Polri benar-benar mengabdi untuk negeri," ujar Slamet.
Sementara, Sudiyanto ketua DPD PKS Jember, dalam kesempatan yang sama menyatakan, bahwa tahun 2024 merupakan momentum bangsa Indonesia dalam menentukan pemimpin massa depan, seiring dengan digelarnya Pemilihan Umum.
Adanya ancaman pembunuhan oleh oknum warga beberapa waktu lalu, merupakan upaya oknum untuk menciderai pesta demokrasi.
Oleh karenanya tindakan tegas yang sudah dilakukan Polri dengan mengamankan oknum tersebut, menunjukkan bahwa Polri hadir untuk melindungi setiap warga dan calon presiden.
“Ini bukti komitmen Polri yang senantiasa hadir di Tengah Masyarakat dan tetap menjaga Netralitas,”ungkapnya.
Hal ini tentu menjadi kebanggaan bagi masyarakat Indonesia, atas dedikasi dan kinerja Polri yang telah berhasil mengamankan pelaku.
"Kami mengucapkan Terima kasih dan mengapresiasi Polri,, yang telah tegas menindak oknum warga, yang mencoba mengancam pembunuhan terhadap calon presiden bapak Anis, dimana ancaman tersebut, bisa menciderai pesta demokrasi yang seharusnya kita jaga kerukunan dan kesatuan," ujar Sudiyanto.
Sudiyanto berharap, masyarakat bisa mengambil hikmahnya dari kasus ini, meski berbeda pilihan, alangkah baiknya tidak melakukan hal-hal yang bisa menciderai demokrasi dengan lebih bijak dalam melakukan tindakan.
"Tidak perlu menciderai pesta demokrasi dengan melakukan ancaman dan tindakan lainnya yang bisa merugikan orang lain maupun diri sendiri, lebih baik, perbedaan itu disalurkan dengan menggunakan hak pilihnya, saat Pemilu pada 14 Februari mendatang, " pungkasnya. (red.tim)
0 Komentar