Hindari Pungli, Bayar Parkir di Kota Kediri Sekarang Bisa Pakai QRIS

 


KEDIRI,  tjahayatimoer.net - Sering jadi korban pungutan liar (pungli) parkir di Kota Kediri? Terobosan Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Kediri ini agaknya bisa jadi salah satu solusi. Yakni, menerapkan pembayaran parkir memakai Quick Response Code Indonesian Standar (QRIS). Sedikitnya ada 217 juru parkir yang sudah dibekali dengan kartu kode QRIS yang bisa dipindai pemilik kendaraan.

Kepala Dishub Kota Kediri Didik Catur mengatakan, opsi pembayaran parkir memakai QRIS memang menjawab keluhan masyarakat. Di antaranya terkait kecurangan dari petugas parkir di lapangan. 

“Kita memang harus segera mengubah diri karena masyarakat banyak keluhan kepada kami, petugas parkir yang begini-begini. Sehingga kami segera mengambil langkah seperti itu yang kami lakukan,” ujarnya terkait kebijakan parkir yang berlaku sejak 1 Januari lalu itu.  

Sebelumnya Didik mengaku sudah menyosialisasikan kepada semua juru parkir (jukir). Setidaknya ratusan petugas parkir itu mendapat pembinaan selama dua hari di dinas perhubungan.

Bagaimana dengan masyarakat yang belum bisa mengakses QRIS? Menurut Didik mereka tetap bisa membayar secara tunai. QRIS menjadi opsi kedua untuk membayar parkir. “Masyarakat yang tidak memiliki HP atau tidak memiliki aplikasi untuk itu, tetap bisa dengan tunai,” terangnya.

Didik menambahkan, pembayaran parkir dengan QRIS ditujukan untuk kendaraan plat luar kota. “Karena (plat) AG dalam kota itu mereka sudah membayar parkir bulanan di samsat,” ungkapnya sembari menyebut seharusnya mereka tidak perlu lagi membayar saat parkir kendaraan di tepi jalan umum.

Didik menegaskan, pembayaran parkir memakai QRIS juga bisa membuat masyarakat mendeteksi jukir yang legal dan ilegal. Sebab, per 1 Januari 2024, dipastikan semua jukir resmi dari dinas perhubungan mengalungi QRIS sebagai pilihan pembayaran non-tunai. 

Salah satu jukir yang membawa kartu QRIS adalah Imam Basori. Juru parkir di Jl Dhoho itu mengaku sudah memakai kalung QRIS sejak 1 Januari lalu. Bagaimana dengan penerapannya? Menurut Imam belum masyarakat yang menggunakan fasilitas pembayaran nontunai itu. 

“Saya sendiri yang penting setiap jaga selalu pakai kalung itu,” ujarnya.

Sejak diterapkan selama hampir dua minggu lalu, baru ada satu orang yang membayar menggunakan QRIS. Namun, ia tetap membuka pilihan bagi masyarakat yang ingin membayar parkir tunai maupun nontunai. “Mungkin mikirnya karena hanya seribu, kalau dengan scan terlalu kecil. Jadi tunai saja,” tandasnya.(red.al)

Posting Komentar

0 Komentar