Selain Bandara Kediri, Flyover Aloha di Sidoarjo Jadi Proyek Besar Jawa Timur Atasi Macet 2024

   


tjahayatimoer.net  – Selain bandara Internasional Dhoho di Kediri, pembangunan Flyover Aloha di Sidoarjo turut menjadi proyek terbesar di Jawa Timur yang diwacanakan untuk mengatasi macet tahun 2024.

Baru-baru ini, pemerintah Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, akan melakukan uji coba Flyover Aloha selama perayaan Natal dan Tahun Baru 2024 setelah pembangunan selesai.

Bupati Sidoarjo, Ahmad Muhdlor, menyatakan bahwa saat ini pemasangan seluruh balok girder untuk Flyover Aloha di Sidoarjo telah selesai.

Hal ini menjadikan memungkinkan dilakukannya uji coba pada perayaan Natal dan Tahun Baru 2024 mendatang.

Dikutip dari Antara pada Senin (13/11), Gus Muhdlor, sapaan akrab Bupati, mengungkapkan bahwa fokus pembangunan saat ini adalah pemasangan beton cor di sisi utara.

“Dengan demikian, tahapan utama sudah selesai dilakukan,” katanya.

Secara keseluruhan, progres pembangunan telah mencapai 86 persen, dimana melebihi rencana awal yang sebesar 80,7 persen dengan surplus pengerjaan sebesar 5,2 persen.

“Melihat progres pembangunan yang seperti ini, kami optimis dapat menyelesaikan proyek sebelum waktu kontrak yang ditentukan,” ujar Muhdlor.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Sumber Daya Air, Dwi Eko Saptono, juga menegaskan bahwa uji coba akan menjadi langkah krusial untuk memastikan keamanan dan kinerja flyover sebelum dibuka untuk penggunaan umum.

Flyover tersebut terdiri dari dua bagian, yaitu FO A (Sidoarjo-Juanda) sepanjang 435 meter dan FO B (Juanda-Surabaya) sepanjang 423 meter, dengan lebar jembatan 9 meter.

Setiap jalur memiliki lebar 3,5 meter dan dilengkapi dengan parapet pelindung.

Melalui uji coba tersebut, ia berharap bahwa potensi masalah dapat diidentifikasi dan diatasi, sehingga proyek ini dapat memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat setempat.

Flyover atau jalan layang Aloha telah menjadi harapan bagi masyarakat Sidoarjo yang bekerja di Surabaya, karena akan menjadi salah satu akses utama yang menghubungkan keduanya.

Tingginya arus lalu lintas di wilayah Aloha sering menyebabkan kemacetan, sehingga pembangunan jalan layang diharapkan dapat mengurangi masalah tersebut.

Jika uji fungsional dilakukan selama Nataru, proyek megah ini diharapkan bisa dinikmati bersama pada April 2024.

Terkait nama, kalan layang sepanjang 858 meter tersebut sampai saat ini belum memiliki nama baru seperti yang diusulkan oleh Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono.

Sebelumnya, pada Rabu (13/9), ia mengusulkan nama baru untuk jalan layang tersebut menjadi Flyover Juanda yang kemudian oleh pihak Kabupaten Sidoarjo belum ditanggapi.

Muhdlor juga mengusulkan nama alternatif, yaitu Flyover Soekarno, karena alasan penghormatan sebagai founding father dan pahlawan nasional Indonesia.

Usulan dari Kabupaten Sidoarjo tersebut belum secara resmi disampaikan kepada Kementerian PUPR.(red.al)


Posting Komentar

0 Komentar