Pelatihan Barista dengan Dinas Koperasi UKM Jatim, Wujudkan Impian 1000 Cafe dalam 5 Tahun ke depan

  


SURABAYA,    tjahayatimoer.net    - Warga Surabaya antusias ikuti pelatihan barista yang diadakan oleh anggota Komisi B DPRD Jatim Agatha Retnosari.

Menggandeng Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jatim, ia berharap muncul 1000 bos cafe baru selama 5 tahun kedepan.

"Saya berharap mereka tidak hanya menjadi karyawan kafe, tapi juga menjadi bos kafe baru," kata Caleg petahana DPRD Jatim nomer 3 daerah pemilihan Kota Surabaya ini.


Dalam setiap kali paket pelatihan, dia menggandeng puluhan pengusaha muda untuk mengenal lebih dekat tentang bisnis kopi sekaligus bagaimana meracik kopi yang layak untuk dipasarkan.

"Setiap kali pelatihan menghadirkan pakar dan praktisi kopi yang sudah sukses untuk menebar pengalaman dan inspirasi," terangnya.


Tidak hanya memberikan materi dan praktik, usai pelatihan 60 peserta dari wilayah Surabaya dan sekitarnya juga mendapatkan sejumlah alat penyumbang bisnis kopi seperti cangkir dan alat pengaduk kopi.

Menurutnya, trend bisnis kopi belakangan menjadi bisnis yang menjamur dan memiliki potensi ekonomi tinggi untuk terus dikembangkan.

Pasarnya juga sangat luas, dari laki-laki dan perempuan, semuanya gemar minum kopi. Segmennya juga luas dari usia muda, remaja, hingga usia tua masih gemar minum kopi. "Minum kopi saat ini sudah menjadi gaya hidup," ujarnya.

Di sisi lain, Jawa Timur disebut salah satu sentra produsen kopi nasional. Data Departemen Pertanian Amerika menyebut Indonesia menempati posisi keempat sebagai negara penghasil kopi terbesar di dunia.


Sementara salah satu daerah penyumbang kopi terbesar di Indonesia rupanya adalah Jawa Timur. Menurut data Kementerian Pertanian, Jawa Timur berhasil memproduksi kopi hingga 48.675 ton sepanjang tahun 2021.

Di Jatim setidaknya ada 6 daerah penghasil kopi. Pertama Kabupaten Malang. Sentra produsen diantaranya berada di kecamatan perkebunan kopi di Malang, di antaranya Ampelgading, Sumbermanjing, Tirtoyudo dan Dampit. Kopi dari Malang menghasilkan jenis arabika dan robusta.

Kedua Banyuwangi. Data BPS menyebut pada 2022 menghasilkan 16.000 ton kopi. Salah satu kebun kopi terbaik di Banyuwangi adalah Kebun Kopi Malangsari. Hasil kopi dari perkebunan ini terkenal memiliki kualitas terbaik, dan telah di ekspor ke negara Italia.

Ketiga Jember. Selain kopi robusta, Jember juga terkenal dengan ragam jenis kopi liberica dan kopi robusta. Luas perkebunan kopi robusta di Jember telah mencapai 32.000 hektar, dengan hasil panen yang selalu mencapai 11.000 ton setiap tahunnya.

Keempat Bondowoso. Pemerintah Daerah Bondowoso telah membangun city branding, Bondowoso Republik Kopi. “Bondowoso Republik Kopi” bertujuan untuk memperkuat citra Kabupaten Bondowoso sebagai daerah sentra penghasil kopi jenis robusta dan arabika yang berkualitas tinggi baik dari segi kualitas biji maupun rasa yang dimiliki.

Kelima Lumajang. Perkebunan kopi di Lumajang tersebar di 8 kecamatan yang berbeda. Tepatnya di Kecamatan Tempursari, Pronojiwo, Pasirian, Randuagung, Ranuyoso, Senduro, Pasrujambe, dan Gucialit.

Lumajang rupanya menghasilkan 3 jenis kopi dengan keunikannya masing-masing. Di antaranya kopi arabika, robusta dan excelsa. Kopi yang berasal dari Lumajang ini terkenal dengan aroma harumnya yang sangat khas.

Keenam Pasuruan. Pasuruan juga memiliki areal perkebunan kopi tersebar di berbagai kecamatan seperti Purwodadi, Tutur, Puspo, Lumbang, Pasrepan, Purwosari, Prigen, dan Tosari.

Perkebunan kopi di Pasuruan menghasilkan 2 jenis kopi unggulan. Yakni kopi robusta dan kopi arabika. Total luas perkebunan kopi di sini telah mencapai lebih dari 5.000 hektar, dengan hasil 2000 ton di tahun 2020.(red.al)


Posting Komentar

0 Komentar