KEDIRI, tjahayatimoer.net - Pihak kepolisian mendalami dugaan bullying SJ, 7, mantan siswa Madrasah Ibtidaiah (MI) di Kabupaten Kediri. Baru-baru ini, petugas telah meminta keterangan korban. Termasuk memeriksa beberapa luka korban.
“Korban sudah memberikan keterangan,” terang Kasatreskrim Polres Kediri AKP Fauzy Pratama. Hal ini dilakukan pihaknya untuk memastikan luka yang dialami merupakan hal disengaja atau bukan.
Lalu, apakah terbukti ada tindak kekerasan yang disengaja? Dia masih belum bisa memastikan. Menurutnya, petugas masih harus melakukan penyelidikan lebih lanjut. Fauzy menyebut masih perlu memintai keterangan beberapa saksi lain.
“Kami akan minta keteretangan para saksi, masih kita dalami,” tegas perwira dengan pangkat tiga balok emas tersebut. Fauzy menyebut, saksi yang akan dipanggil merupakan orang-orang yang ada saat kejadian. Termasuk para siswa dan petugas kantin yang kala itu berjualan.
Sebelumnya, siswa kelas 2 itu disebut sampai terluka dan trauma akibat dugaan bully yang dialami. Bahkan, kini pihak keluarga memilih untuk pindah sekolah. Sementara itu, pihak lembaga mengaku bahwa hal itu merupakan kecelakaan. Tidak ada unsur kesengajaan.
Berdasarkan data yang dihimpun, kejadian berlangsung pada Sabtu (28/10). Kala itu, sekolah seharusnya libur. Namun, tetap masuk karena upacara peringatan hari Sumpah Pemuda. “Jadi datang untuk upacara saja,” terang Kh, 59, nenek SJ saat ditemui di rumahnya.
Saat ibu dan neneknya menjemput, tiba-tiba teman SJ menghampiri. Memberitahukan bahwa SJ sedang dirawat ke UKS. Mereka mendapat informasi, saat di kantin diduga ada kakak kelas SJ mendorongnya.
Akibat hal tersebut SJ mengalami memar pada punggung atas. Serta pada siku kanan dan kelopak mata kanan bagian bawah. Kh juga menerangkan, SJ yang awalnya ceria kini lebih sering muram. “Dia juga sambat pusing dan sesak napas,” terang Kh.
Sementara itu, pihak lembaga mengaku bahwa hal tersebut merupakan sebuah kecelakaan. Karena kondisi kantin kala itu sedang penuh. Sehingga berdesakan. “Jadi dia (SJ, red) jatuh sendiri karena berdesak-desakan,” terang ANM, humas lembaga tersebut.
Dari hasil penyelidikan pihaknya, semua murid yang saat itu di kantin mengatakan bahwa SJ terjatuh sendiri. Karena kondisinya yang memang berdesak-desakan. Lebih lanjut, pihak lembaga juga sudah mendatangi rumah SJ untuk menjelaskan kejadiannya. (red.al)
0 Komentar