Tipis Peluang Duet Prabowo-Ganjar Usai Sentilan Keras Megawati



Jakarta, radarjatim.online -  Wacana duet Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto di Pilpres 2024 dinilai semakin sulit terwujud usai sentilan keras dari Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.

Dalam pidatonya saat Rapat Kerja Nasional (Rakernas) ke-IV PDIP, pada Minggu (1/10), Mega mengaku bingung dan hanya bisa melongo di rumah ketika mendengar isu tersebut. Sebab, sebagai Ketua Umum PDIP, dirinya malah tidak pernah tahu asal-usul wacana itu.

Mega juga mengaku heran dengan orang yang menyebarkan wacana itu dan seolah mencocok-cocokkan Ganjar dan Prabowo. Ia pun menyindir kadernya yang menginginkan duet tersebut.

"Ayo, mau apa enggak (Ganjar cawapres)? Tapi nggak semua ngomong, berarti ada yang mau, payah, anak buah saya, aduh gawat," ujar Megawati.

Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis Agung Baskoro menilai sindiran yang disampaikan Mega di hadapan kadernya itu makin memperkecil kans duet Prabowo-Ganjar dalam pilpres mendatang.

Ia menyebut pidato yang disampaikan Mega akhir pekan kemarin menegaskan bahwa PDIP sudah siap untuk bertanding. Termasuk jika harus berhadapan dengan Prabowo yang diusung oleh Koalisi Indonesia Maju (KIM).

"Sehingga secara eksplisit peluang Ganjar Pranowo menjadi cawapres atau berpasangan dengan Prabowo Subianto semakin mengecil," kata Agung saat dihubungi CNNIndonesia.com, Senin (2/10).

Agung menilai sindiran yang disampaikan Mega bukannya tanpa alasan. Menurutnya, tidak bisa dipungkiri, elektabilitas Ganjar masih terus meningkat meskipun masih ada di bawah Prabowo jika berhadapan secara langsung.

Karena itu, ia menilai Mega saat ini tengah menimbang-nimbang dengan cermat cawapres untuk Ganjar. Sebab, pendamping Ganjar akan menjadi krusial dan berperan penting untuk meningkatkan perolehan suara Ganjar.

Agung mengatakan hal itu juga sejalan dengan pernyataan Mega yang menegaskan sudah mengantongi nama cawapres Ganjar. Selain itu, menurutnya Megawati juga percaya diri Ganjar dan pasangannya mampu menang dalam satu putaran.

"Di titik inilah ikhtiar politik, sementara ini, untuk dua pasang capres tertutup. Karena saat ini masih mengemuka 3 koalisi pilpres dengan 3 capres terkuat yakni Ganjar, Prabowo, dan Anies Baswedan," jelasnya.

Senada, Direktur Eksekutif Aljabar Strategic Arifki Chaniago menilai peluang duet Prabowo dan Ganjar yang sempat mencuat ke publik akan redup sendirinya dengan adanya sindiran Megawati tersebut.

Menurut dia, isu yang beredar terkait duet pasangan tersebut hanya untuk memastikan atau melanjutkan program-program pemerintahan Presiden Joko Widodo.

"Kita lihat bahwa wacana ini dengan munculnya sindiran dari Megawati juga akan hilang dalam wacana publik. Artinya secara peluang wacana duet sudah semakin mengecil," tuturnya.

Arifki memandang satu-satunya faktor yang bisa membuat duet tersebut terwujud apabila perolehan elektabilitas Anies-Cak Imin mampu mengungguli elektabilitas Ganjar dan Prabowo. Dengan begitu, koalisi Ganjar dan Prabowo merasa tak mampu melawan Anies.

"Tapi sampai hari ini Anies masih belum menunjukkan track record yang cukup baik untuk bisa bertarung dalam kontestasi politik dan memenangkannya," kata Arifki.

"Ini yang menurut saya menjadi kendala bagaimana duet dari Prabowo-Ganjar. Apalagi masing-masing partai sudah mendeklarasikan diri dengan mengusung Capresnya," imbuhnya.

Selain itu, Agung mengatakan kemungkinan duet itu juga masih terhalang oleh ego masing-masing partai yang tetap berkukuh ingin mengisi posisi capres. Menurutnya, wacana Prabowo-Ganjar baru bisa terwujud jika salah satu pihak ada yang rendah hati melepas posisi capres.

"Kemungkinan keduanya duet terbuka saat Anies-Muhaimin menguat atau salah satu pihak baik PDIP ataupun Gerindra legowo menjadi cawapres," pungkasnya.

Sampai saat ini, baru Anies yang telah mengumumkan pasangannya di Pilpres 2024. Ia menggandeng Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin). Mereka bersama NasDem dan PKS.

Sementara Prabowo dan Ganjar belum juga mengumumkan cawapres mereka. Saat ini, Prabowo diusung oleh Gerindra, Demokrat, Golkar, PAN, Gelora, PBB, dan Garuda.

Lalu Ganjar diusung oleh PDIP, PPP, Hanura, dan Perindo. (red.NR)

Posting Komentar

0 Komentar