Resolusi Pagar Nusa Mengabdi pada Negara dan Nahdlatul Ulama



Surabaya,    tjahayatimoer.net   - Belasan ribu pesilat memadati Lapangan Jala Krida Bumimoro Surabaya pada Minggu (22/10/2023) pagi. Pakaian serba hitam, ikat pinggang, hingga atribut khas pesilat NU membuat penampilan mereka kian gagah.

Di lapangan itu, para pesilat yang menghadiri dan menjadi saksi pemberian Ijazah Kubro dan Pengukuhan Pimpinan Pusat Pagar Nusa Nahdlatul Ulama masa khidmah 2023-2028 terlihat bersuka cita.

Momen itu menjadi hari bersejarah bagi Pagar Nusa dan Nahdliyin karena orang nomor satu di Indonesia, Presiden RI Joko Widodo turut menghadiri, mendukung, dan berkenan menjadi dewan pembina Pimpinan Pusat Pagar Nusa.

Saat menyampaikan sambutan, Jokowi mengapresiasi dan memberikan selamat atas penyelenggaraan Ijazah Kubro dan Pengukuhan Pimpinan Pusat Pagar Nusa.

Jokowi menyebut kegiatan itu dimaknai sebagai warisan semangat Hari Santri pada keluarga besar Pagar Nusa. Sontak, hal itu disambut meriah sekitar 18 ribu pendekar dan kader Pagar Nusa yang ada di lokasi.

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menyerukan para pendekar dan kader Pagar Nusa untuk menjadi juru damai di Indonesia. Terlebih, saat ini bumi pertiwi akan menghadapi kontestasi politik di tahun 2024. Demikian halnya berbagai konflik dan tawuran antar kelompok pesilat yang kerap terjadi di tanah air.

"Asah terus dan tingkatkan rasa cinta dan bangga kepada bangsa kita dengan menjaga kedaulatan bangsa," kata Jokowi dalam sambutannya, Minggu (22/10/2023).

Mantan Wali Kota Solo itu ingin para pesilat dan kader Pagar Nusa turut melestarikan dan mengembangkan kekayaan budaya Nusantara. Ia yakin Pagar Nusa tidak akan merusak dan membuat gaduh jalanan. Justru, kata Jokowi, para pesilat Pagar Nusa harus menjaga dan mendamaikan.

Hal ini sesuai dengan lambang Ikatan Pencak Silat Nahdlatul Ulama Pagar Nusa yang tertulis lafaz 'Laa ghaaliba Illa billah'. Ketua Umum Pagar Nusa 2012-2017 KH Aizzudin Abdurrahman yang menafsirkan lafaz itu sebagai tingkat kepasrahan tertinggi seseorang.

Lafaz itu menyiratkan bahwa meskipun seseorang memiliki kesaktian dirinya tidak boleh merasa sakti. Bahkan kepada musuh sekali pun. Karena meskipun terlihat sakti bila dirinya tidak dilindungi Allah maka kesaktian itu tidak akan berarti apa-apa.

Lambang yang diusulkan KH Suharbillah seorang pendekar silat dan salah seorang pendiri Pagar Nusa itu melingkar di bola bumi, terletak di bawah trisula dan disematkan di seragam kebanggaan para pesilat hingga pendekar Pagar Nusa.

Dengan lafaz itu, pendekar berpegang teguh bahwa tak ada yang mengalahkan seseorang, kecuali hanya karena Allah. Selain itu pendekar seharusnya tidak overdosis soal tujuan untuk kemenangan, karena di atas langit ada langit bila tetap mengenakan slogan itu.

Ketua Umum Pagar Nusa Nahdlatul Ulama M Nabil Haroen mengamini hal itu. Menurut Nabil, kegiatan pengukuhan dan hari santri yang berlangsung di kota pahlawan menandakan semangat untuk mengenang sejarah perjuangan melawan penjajah di tahun 1945.

Ia menegaskan Pagar Nusa dan NU saling terikat. Erat kaitannya dengan perjuangan membela tanah air dari serbuan penjajah. Resolusi Jihad yang digemakan Hadratus Syaikh Hasyim Asy'ari pun digelorakan di setiap momen pertemuan istimewa karena dinilai seruan jihad untuk membela tanah air.

"Ambil semangat dan gairah perjuangan untuk mengabdikan diri di bumi pertiwi dan khidmah kepada Nahdlatul Ulama," tuturnya usai Ijazah Kubro dan Pengukuhan Pimpinan Pusat Pagar Nusa Nahdlatul Ulama masa khidmah 2023-2028.

Keberadaan Pagar Nusa di era ini pun kian kuat, diakui, dan mengakar. Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf mengamini hal itu. Ia menyatakan pengukuhan 80 pengurus Pimpinan Pusat Pagar Nusa itu adalah salah satu bukti Pagar Nusa kian eksis dan berkembang.

Tak hanya itu, hal tersebut sekaligus memberi pesan agar organisasi kian konsisten. Namun, harus bersandingan atau mengemban nilai khidmah pada setiap insan pesilat.

"Pagar Nusa didirikan sebagai kumpulan dan pergerakan dari pesilat-pesilat. Mereka adalah pendekar-pendekar yang bertekad untuk menghayati ruh ahlusunnah wal jamaah bersama dengan Nahdlatul Ulama," tutup Eks Ketua Umum PP GP Ansor itu.(read

Posting Komentar

0 Komentar