Proyeksi Pencalonan Prabowo-Gibran Dianggap Memicu Persatuan PDIP dengan Rival Politik Jokowi

   

Jakarta, tjahayatimoer.net -   Pengamat Politik Universitas Paramadina Ahmad Khoirul Umam mengatakan proyeksi duet pasangan calon bakal capres-cawapres  Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka dapat memicu persatuan PDIP dengan rival politik Jokowi. "Pencawapresan Gibran bisa menciptakan 'perang bubat' antara kubu Prabowo dan PDIP yang lagi-lagi akan merasa dikhianati, dilangkahi, dan diabaikan oleh keluarga Jokowi," kata Umam dalam rilis tertulisnya, Senin, 9 Oktober 2023. 

Umam menilai Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang tak kunjung mengumumkan bursa bakal cawapresnya karena benar-benar masih menunggu putusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait dengan batasan umur cawapres 35 tahun. Jika putusan MK mengabulkan gugatan Judicial Review (JR) tersebut, kata Umam, hampir pasti Gibran akan menjadi cawapres Prabowo.

Ia mengatakan jika Gibran menjadi cawapres Prabowo, besar kemungkinan PDIP akan melakukan evaluasi total terhadap status relasi dan keanggotaan keluarga Jokowi di partai banteng itu. Evaluasi tersebut terhadap Gibran, Wali Kota Medan Bobby Nasution, dan Jokowi. 

Umam mengatakan di lain sisi, proyeksi paslon Prabowo-Gibran bisa menjadi amunisi efektif yang disiapkan para rival dengan narasi politik dinasti. Menurut Umam, hal tersebut sangat efektif untuk menghantam legitimasi dan kredibilitas politik Presiden Jokowi,sekaligus menghancurkan mesin politik pencapresan Prabowo Subianto. 

"Sebab, putusan MK dan deklarasi Prabowo-Gibran akan dianggap sebagai manifestasi nyata akan ambisi besar Jokowi yang harus kekuasaan, sebagai kelanjutan atas operasi politik untuk mewujudkan presiden 3 periode, penundaan Pemilu, hingga mengokohkan posisi anak-anaknya di percaturan politik kekuasaan nasional," kata dia. 

Selain narasi politi dinasti, Umam menilai rival politik bisa menggunkan proyeksi paslon Prabowo-Gibran sebagai manuver penyalahgunaan kekuasaan (abuse of power). Apalagi, Ketua MK Anwar Usman merupakan adik ipar Jokowi. "Yang dikait-kaitkan dengan potensi intervensi kekuasaan presiden terhadap yurisdiksi MK (Mahkamah Konstitusi)," katanya. 

Umam memperkirakan nanti PDIP berkoordinasi dengan partai-partai Koalisi Perubahan yang menjadi rival kekuasaan saat ini. "Maka tidak menutup kemungkinan hal ini bisa membuka peluang bagi munculnya proses impeachment terhadap kekuasaan Presiden Jokowi," katanya. Para rival politik Jokowi itu bisa melakukan perlawanan secara terbuka terhadap mantan Wali Kota Solo itu untuk mengalahkan Prabowo-Gibran. "Di sinilah, pertemuan Puan Maharani dan Jusuf Kalla menemukan urgensi dan revelansinya, sebagai koordinasi awal untuk membuka kemungkinan kerja sama politik di putaran kedua Pilpres 2024," katanya. (red.NR)

Posting Komentar

0 Komentar