Kediri, tjahayatimoer.net - Pemerintah Kota Kediri bekerja sama dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Jawa Timur menggelar Safari KB sebagai upaya ikut menekan kasus stunting terutama di Kota Kediri.
"Tujuan kegiatan ini merupakan program penurunan stunting, karena dengan adanya pemberian jarak jumlah anak mempengaruhi kualitas anak dalam hal pola asuh. Jadi kalau KB maka jarak kelahirannya bisa diatur nanti harapan kami pola asuh anak lebih bagus," kata Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Kediri Sumedi di Kediri, Selasa.
Pihaknya sengaja berkolaborasi dengan BKKBN Jawa Timur menggelar kegiatan ini. Acara itu digelar di RS DKT Kota Kediri, dengan menyasar sebanyak 71 peserta, dengan rincian 69 peserta KB implan dan IUD metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP), serta dua peserta vasektomi/metode operasi pria (MOP).
"Peserta 59 implan dan IUD MKJP, tapi tadi ada penambahan 10 orang secara on the spot. MOP sasaran tiga kecamatan masing-masing kecamatan satu orang. Dari Kecamatan Pesantren mendadak tidak bisa karena alasan kesehatan," ujar Sumedi.
Dirinya berharap ke depan masyarakat yang berpartisipasi dalam Safari KB ini lebih banyak, sehingga turut membantu Pemkot Kediri dalam mengintervensi angka stunting di Kota Kediri.
Berdasarkan data e-PPGBM hasil verifikasi dan validasi data Februari 2023, jumlah stunting di Kota Kediri pada 2022 mencapai 941 balita. Sebaran kasusnya didominasi kecamatan kota setempat, sedangkan pada 2023 turun menjadi 778 balita.
Pemkot Kediri juga turut menggandeng kader KB tingkat kelurahan, petugas lapangan keluarga berencana (PLKB) untuk menjaring aseptor, RS DKT dan RS Baptis Kota Kediri.
Kegiatan tersebut juga didukung secara penuh oleh BKKBN Provinsi Jawa Timur dengan menerjunkan langsung tenaga medis yang menangani secara langsung tindakan MOP.
Dokter Jackson Alvian, salah satu dokter yang bertugas di BKKBN Provinsi Jawa Timur mengatakan peserta pria yang bersedia mengikuti MOP tersebut memiliki kesadaran untuk mengambil alih tanggung jawab istri terkait pemilihan kontrasepsi.
"Kami arahnya bagaimana pasangan usia subur mampu menata jumlah keluarga dan kemampuannya dalam menghidupi keluarga. Kalau mereka tidak siap menambah anak lagi, kami tidak akomodasi, risiko kelahiran anak stunting besar. Pemerintah sebagai pelayan masyarakat berkewajiban melayani dan mengakomodasi kepentingan masyarakat," kata dia.
Ia menambahkan, kegiatan safari KB tersebut juga diselenggarakan di seluruh kabupaten/kota di Jawa Timur dengan target pemerintah mempertahankan angka natalitas sebesar 1,9 persen di Jawa Timur.
"Tahun ini Jawa Timur masih berada di angka 1,9 persen. Itu pun lebih bagus dari angka nasional yakni 2,3 persen. Kami akan mempertahankan di angka 1,9 persen tersebut, paling tidak jumlah anak dalam satu keluarga maksimum dua," kata dia.
Yonatan (47), peserta MOP mengaku kegiatan yang diselenggarakan tersebut sangat bermanfaat bagi masyarakat Kota Kediri, terlebih masyarakat tidak perlu mengeluarkan biaya sepeser pun.
"Saya senang sekali dengan adanya Safari KB ini, bisa ikutan KB gratis," kata dia.
Ia juga mengaku sebelum memutuskan menjalani MOP, sudah berdiskusi dengan pasangan dan melakukannya tanpa adanya paksaan.
Dirinya berharap bisa berpartisipasi dalam mengendalikan laju pertumbuhan penduduk yang dicanangkan pemerintah, serta bisa membentuk keluarga yang berkualitas.(read.al)
0 Komentar