Pakar UGM Nilai 2 Nama Ini Kandidat Cawapres Prabowo, Tak Ada Gibran

  


Solo,   tjahayatimoer.net  - Sampai saat ini sosok bakal cawapres pendamping bacapres Prabowo Subianto masih menjadi tanda tanya. Ada sederet nama yang dikait-kaitkan sebagai cawapres Prabowo di Pilpres 2024, seperti Gibran Rakabuming Raka, Erick Thohir, dan Khofifah Indar Parawansa.

Jumat (20/10/2023), pakar politik Universitas Gadjah Mada (UGM) Wawan Mas'udi berpendapat jika pilihan nama untuk cawapres Prabowo tinggal sedikit.

"Kita lihat nanti Pak Prabowo akan ke mana. Saya kira sedang pusing juga koalisinya Pak PS untuk menentukan (cawapres), tapi dugaan saya pilihannya tinggal sedikit," kata Wawan saat dihubungi wartawan, Rabu (18/10).

Wawan mengatakan, saat ini Prabowo tengah mencari sosok yang mampu mendongkrak perolehan suara di Jawa Tengah dan Jawa Timur yang memiliki jumlah pemilih besar. Hanya saja, dua tokoh yang bisa mengerek suara di dua daerah itu telah bergabung dengan koalisi lain.

"Dugaan saya beliau akan mencari sosok yang kira-kira bisa membantu memperkuat elektoralnya, khususnya di basis pemilu. Kalau dalam konteks Jawa itu Jawa Tengah dan Jawa Timur, plus yang luar Jawa. Itu saya kira Pak Prabowo akan perhatian ke situ," ujar Wawan.

Pilihan cawapres untuk Prabowo, menurut Wawan, kini lebih condong ke Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan Menteri BUMN Erick Thohir. Keduanya disebut mampu mengimbangi suara kedua lawan di Jateng maupun Jatim.

"Kalau di Jateng dan Jatim ya pilihan tinggal antara Khofifah (dan) Erick, karena kekuatan Erick di Jatim berdasarkan survei juga tinggi," ucap Wawan.

Bukan Gibran
Wawan menyebut, jika Prabowo memilih Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka, hal itu justru akan menjadi bumerang. Wawan menilai Gibran banyak mendapat sentimen negatif setelah putusan MK soal batas usia capres-cawapres. Maka itu, Wawan menyebut tak ada banyak pilihan cawapres untuk Prabowo.

"Gibran saya kira sedang tidak populer, justru keputusan MK kemarin secara politik menjadi pukulan balik, aspirasi itu karena kan sentimen di media, di mana-mana negatif, dan itu akan mudah sekali dikapitalisasi menjadi dalam tanda petik musuh bersama," kata Wawan.

"Politik dinasti itu akan menjadi musuh bersama kalau itu dipaksakan dan itu tentu bukan pilihan yang tepat lah ya. Jadi ya pilihan tinggal dikit, dugaan saya tinggal antara Erick Thohir atau Bu Khofifah," pungkas dia.    (read.al)

Posting Komentar

0 Komentar